Rujak: Sudah Dinormalisasi, Kampung Pulo dan Bukit Duri Masih Banjir

Senin, 06 Januari 2020 | 13:33 WIB
Rujak: Sudah Dinormalisasi, Kampung Pulo dan Bukit Duri Masih Banjir
Gubernur Anies Baswedan saat bertemu korban banjir Jakarta di Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat, Kamis (2/1/2020). (Suara.com/Fakhri Fuadi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Direktur Rujak Center for Urban Studies, Elisa Sutanudjaja menilai normalisasi sungai yang telah diimplementasikan pemeirntah provinsi DKI Jakarta berupa betonisasi dan tangulisasi Sungai Ciliwung bukanlah satu-satunya cara dalam menangani banjir di ibu kota. Elsa pun mengimbau agar pemerintah lintas provinsi dan pemerintah pusat lebih serius dalam menangani banjir.

Menurut Elsa normalisasi sungai Ciliwung jutsru mempercepat aliran air ke Teluk Jakarta. Di sisi lain, juga menambah beban pada muara kanal-kanal Jakarta seperti Banjir Kanal Barat.

"Yang diperlukan Daerah Aliran Sungai (DAS) kita adalah restorasi sungai yang menyeluruh dari hulu ke hilir. Lagi pula, wilayah yang sudah dinormalisasi seperti Kampung Pulo dan Bukit Duri juga turut terendam banjir," kata Elisa di Kantor LBH Jakarta, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (6/1/2020).

Elsa lantas menyampaikan bahwa yang perlu dilakukan kekinian ialah mencari cara bagaimana agar air dapat diserap semaksimal mungkin oleh tanah. Selain itu, kata dia, menyimpan air semaksimal mungkin dalam berbagai metode yang dikenal dalam konsep Zero Run Off.

Baca Juga: Banjir Jakarta 2020: PT Asuransi Jasindo Buka Posko Klaim Kendaraan

"Jadi diperlukan koordinasi lintas provinsi dan lintas kementerian. Karena, banjir terkait masalah dari hulu ke hilir," ujarnya.

Elisa mengungkapkan beberapa masalah terkait banjir Jakarta. Misalnya, di daerah hulu yakni Puncak, Bogor, Jawa Barat banyak terjadi alih fungsi ruang terbuka hijau (RTH) yang justru dimiliki oleh pejabat dan konglomerat.

Sementara, di Jakarta pengembalian RTH yang sudah dialihfungsikan menjadi bangunan komersial di masa lalu kekinian pun belum juga dilakukan.

"Menurut data Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pertanahan hampir 90 persen permukaan Jakarta telah tertutup beton. Karenanya, hampir mustahil jika air permukaan dan limpasan dari 90 persen tersebut hanya bertumpu pada drainase kota dan badan air Jakarta yang hanya tiga persen dari total luas daratan Jakarta," tandasnya.

Baca Juga: Guru Korban Banjir Jabodetabek - Lebak Akan Dapat Tunjangan Khusus 3 Bulan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI