Suara.com - Otoritas Inggris memperingatkan warganya untuk menghindari semua perjalanan ke Irak, di luar kawasan Kurdistan. Pihaknya juga meminta agar tidak melakukan perjalanan ke Iran, kecuali penting menyusul kematian Qassem Soleimani.
"Mengingat memanasnya kondisi di kawasan tersebut, Kantor Luar Negeri kini mengimbau masyarakat agar tidak bepergian ke Irak, dengan pengecualian Kawasan Kurdistan Irak dan agar mempertimbangkan kembali secara seksama apakah penting untuk melakukan perjalanan ke Iran," demikian Menteri Luar Negeri Dominic Raab melalui pernyataan sebagaimana dilansir Reuters.
Sementara itu, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tehran mengeluarkan sejumlah imbauan bagi warga negara Indonesia, menyusul eskalasi situasi antara Iran dengan Amerika Serikat setelah serangan yang membunuh Qassem Soleimani, seorang Jenderal militer Iran, Jumat lalu.
Menurut keterangan KBRI Tehran yang diterima di Jakarta, Sabtu, WNI dan diaspora Indonesia di Iran diimbau untuk menghindari tempat-tempat kerumunan massa atau daerah rawan yang berpotensi timbul konflik.
Baca Juga: Soleimani Dibunuh, Iran: Kami Sudah Banyak Mengubur Orang seperti Trump
Mereka juga diperingatkan. untuk tidak mengunjungi tempat yang diduga dapat menjadi target atau sasaran.
KBRI mengimbau WNI di Iran untuk tetap menjaga kewaspadaan dan komunikasi dengan sesama masyarakat dan diaspora Indonesia di negara tersebut.
Selain itu, WNI dan diaspora juga dapat menghubungi hotline yang aktif selama 24 jam di nomor 09129632269, 09378132531, 09120542167, 09120368594, atau Kantor KBRI Tehran di nomor 021-88715558 dan Wisma Indonesia 021-22937305.
KBRI Tehran juga mengeluarkan beberapa imbauan untuk keadaan darurat, termasuk untuk membawa barang-barang kebutuhan seperlunya dan mengutamakan keselamatan diri sendiri serta keluarga, sekiranya dilakukan evakuasi.
“Ikuti saran/petunjuk yang diberikan terutama terkait tempat penampungan sementara (shelter) serta jalur evakuasi yang harus ditempuh yang telah ditetapkan KBRI Tehran dalam Buku Contingency Plan," demikian KBRI Tehran dilansir Antara.
Baca Juga: Presiden Irak Ajak Masyarakat Kendalikan Emosi Setelah Soleimani Dibunuh AS
Seperti diberitakan sebelumnya, Amerika Serikat membunuh komandan militer kenamaan Iran, Qassem Soleimani dalam serangan semalam di Irak yang direstui Presiden AS Donald Trump. Seorang pejabat senior administrasi Trump mengatakan Soleimani telah merencanakan serangan segera terhadap personel AS di Timur Tengah.
Soleimani, seorang jenderal berusia 62 tahun yang mengepalai pasukan Penjaga Revolusi Iran di luar negeri, dianggap sebagai tokoh paling kuat kedua di negara itu setelah Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.