AS Bunuh Jenderal Legendaris Iran Soleimani, Dunia di Ambang World War 3

Reza Gunadha Suara.Com
Jum'at, 03 Januari 2020 | 18:59 WIB
AS Bunuh Jenderal Legendaris Iran Soleimani, Dunia di Ambang World War 3
Ilustrasi - Anggota Satuan Aerospace Pasukan Garda Revolusi Islam Iran memberi hormat di base rudal bawah tanah dengan unit pelontar di lokasi yang dirahasiakan, di foto yang tidak bertanggal dari Fars News. [Fars News]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pembunuhan mayor Jenderal Qaseem Soleimani, pemimpin pasukan Elite Quds Iran sekaligus sosok heroik nan dihormati di Timur Tengah, memicu spekulasi bakal terjadinya perang dunia ketiga alias World War III.

Sebab, Soleimani dibunuh dengan cara diberondol rudal oleh pasukan udara Amerika Serikat. Serangan mematikan yang terjadi hari Jumat (3/1/2020) tersebut atas arahan Presiden Donald Trump.

"Garda Revolusi, bangsa Iran yang bijaksana dan front perlawanan di dunia Muslim yang membentang luas akan membalas tumpahnya darah syuhada ini (Soleimani)," kata juru bicara Garda Revolusi Iran Ramezan Sharif dalam siaran televisi nasiona Iran yang dikutip Reuters, Jumat (3/1/2020).

"Kegembiraan Zionis Israel dan Amerika dalam waktu dekat akan berubah menjadi ratapan," katanya.

Baca Juga: Gantikan Soleimani, Esmail Qaani Ditunjuk Jadi Komandan Pasukan Elite Iran

Iran kerap mengacu negara-negara dan pasukan di kawasan yang menentang Israel dan Amerika Serikat sebagai "front perlawanan".

Menteri Pertahanan Iran Amir Hatami menyatakan, pemerintahnya akan mengambil langkah pembalasan atas pembunuhan Mayor Jenderal Qassem Soleimani, komandan Pasukan Elit Quds, pada Jumat pagi, demikian dilansir Kantor Berita IRNA.

“Balas dendam yang menghantam akan kami lakukan untuk pembunuhan tidak adil terhadap Soleimani…. Kami akan membalas semua yang terlibat dan bertanggung jawab atas pembunuhan itu,” ujar Hatami.

Presiden Iran Hassan Rouhani dan Pemimpin Agung Iran Ayatollah Ali Khamenei sama-sama memberikan respons senada atas kematian Soleimani akibat serangan roket oleh pasukan AS di Bandara Internasional Baghdad. Keduanya menyebut bahwa Iran akan lebih bertentangan lagi dengan AS.

"Kematian syahid Soleimani akan membuat Iran menjadi lebih tegas menentang ekspansionisme AS serta membela nilai-nilai Islam. Tanpa keraguan, Iran dan negara-negara lain yang mencari kemerdekaan di kawasan akan mengambil jalan pembalasan," kata Rouhani.

Baca Juga: KBRI Bahgdad Imbau WNI Tak Keluar Rumah Usai Jenderal Iran Soleimani Tewas

Sementara Khamenei menyatakan, "Semua musuh harus sadar bahwa perlawanan jihad akan berlanjut dengan motivasi yang berlipat ganda, dan kemenangan yang nyata tengah menanti para pejuang dalam perang suci." Ia menyerukan hari berkabung nasional selama tiga hari.

Reaksi sekutu Iran

China dan Rusia ikut bereaksi atas serangan AS di Bandara Internasional Baghdad, Irak, pada Jumat pagi yang menewaskan pemimpin Pasukan Elit Quds Iran, Mayor Jenderal Qaseem Soleimani.

Menanggapi pembunuhan itu, Kementerian Luar Negeri China menyatakan secara konsisten menentang penggunaan kekerasan dalam hubungan internasional.

China mendesak pihak-pihak yang terkait, khususnya Amerika Serikat, untuk tenang dan mengendalikan diri demi menghindari ketegangan lebih lanjut, demikian disampaikan juru bicara kementerian, Geng Shuang.

Ia juga menambahkan, perdamaian dan stabilitas di kawasan Timur Tengah harus selalu ditegakkan.

Sementara itu seperti dilansir Kantor Berita Rusia RIA Novosti, Kementerian Luar Negeri Rusia juga menyebut serangan pembunuhan tokoh militer Iran itu akan meningkatkan ketegangan di kawasan.

Perdana Menteri Irak Adel Abdul Mahdi pada Jumat mengecam pembunuhan komandan Pasukan Quds Iran Mayor Jenderal Qassem Soleimani dan komandan milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis dalam serangan udara Amerika Serikat di Baghdad.

Serangan udara di bandara Baghdad itu adalah aksi agresi terhadap Irak dan pelanggaran atas kedaulatan, yang akan mengarah pada perang di Irak, kawasan, dan dunia, tegas Mahdi dalam suatu pernyataan.

Serangan itu juga melanggar syarat-syarat yang telah ditetapkan menyangkut keberadaan militer AS di Irak dan harus dipenuhi dengan undang-undang untuk menjaga keamanan dan kedaulatan Irak, katanya menambahkan.

Untuk itu, Mahdi mendesak parlemen Irak untuk menggelar sidang luar biasa untuk membahas dan menyikapi peristiwa serangan tersebut.

AS, Israel, Inggris Siaga

Inggris telah meningkatkan pengamanan dan kesiagaan di pangkalan-pangkalan militernya di Timur Tengah setelah Amerika Serikat membunuh komandan Iran Mayor Jenderal Qassem Soleimani, demikian dilaporkan Sky News, Jumat, tanpa mengutip sumber.

Inggris memiliki sekitar 400 personel militer yang ditempatkan di Irak untuk membantu pelatihan di negara tersebut. Sebagian besar tentara Inggris itu berada di pangkalan Taji, sebelah utara Baghdad.

"Keselamatan dan keamanan para personel kita adalah kepentingan tertinggi dan kami menjaga perlindungan pasukan kita dengan melakukan tinjauan secara terus-menerus. Kami tidak bisa berkomentar mengenai langkah-langkah perlindungan pasukan secara khusus," kata seorang juru bicara Departemen Pertahanan Inggris ketika ditanya soal laporan itu.

Sementara Kedutaan Besar Amerika Serikat di Bagdad pada Jumat meminta semua warganya segera meninggalkan Irak.

Permintaan itu diumumkan beberapa jam setelah AS membunuh pemimpin Pasukan Quds Qassem Soleimani dan komandan milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis melalui serangan udara.

"Berkaitan dengan ketegangan yang meningkat di Irak dan kawasan, Kedubes AS mendesak warga Amerika untuk mematuhi Anjuran Perjalanan Januari 2020 dan agar meninggalkan Irak segera. Para warga AS hendaknya pergi dengan pesawat jika memungkinkan, dan jika tidak, ke negara-negara lainnya melalui jalan darat," kata Kedutaan dalam pernyataan.

Sedangkan Menteri pertahanan Israel pada Jumat, memanggil para komandan militer dan keamanan Israel ke Tel Aviv setelah komandan senior Pasukan Quds Iran Mayor Jenderal Qassem Soleimani terbunuh dalam serangan udara Amerika Serikat.

Sementara para pejabat Iran telah menyatakan akan melakukan pembalasan, Israel—sekutu terdekat AS di Timur Tengah—tidak memberikan pernyataan terbuka atas kematian Soleimani dan komandan milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis di Baghdad, Irak.

Namun, Radio Tentara Israel menyebutkan bahwa militer Israel telah meningkatkan kewaspadaan di tengah kekhawatiran bahwa Iran akan menyerang melalui sekutu-sekutunya di kawasan, seperti gerakan Hizbullah dukungan Teheran ke utara atau melalui kelompok gerilyawan Palestina serta Hamas dan Jihad Islam di Gaza.

"Mereka akan menunggu saat yang tepat untuk melakukan pembalasan, mungkin dengan melancarkan tembakan ke wilayah Israel dengan bantuan milisi Syiah di Suriah dan bahkan dari Gaza," tulis Ron Ben-Yishai, komentator untuk media Israel, Ynet, di laman daring media tersebut.

Di Gaza, Hamas—yang selama ini mendapatkan bantuan keuangan dan militer dari Teheran—mengutuk pembunuhan Soleimani itu dan menyampaikan "Rasa duka cita yang mendalam" kepada Iran.

Sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sedang berkunjung ke Yunani, Menteri Pertahanan Naftali Bennet memanggil para komandan senior untuk berkumpul pada Jumat pagi guna 'menilai situasi," kata beberapa pejabat kementerian.

Israel telah sekian lama menganggap Soleimani sebagai ancaman besar. Pada Agustus tahun lalu, militer Israel mengatakan pihaknya telah menggagalkan serangan Pasukan Quds, yang diatur oleh Soleimani , dengan mengerahkan sejumlah pesawat nirawak dari Suriah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI