Suara.com - Presiden Iran Hasan Rouhani, mengatakan negaranya bakal membalas dendam kepada Amerika Serikat atas serangan yang menewaskan Kepala Pasukan Elit Iran Quds, Jenderal Qassem Soleimani.
Seperti dialihbahasakan Suara.com dari The Times of Israel, Jumat (3/2/2020), pun dia menyebutkan bahwa 'negara-negara bebas di wilayah sekitar Iran' juga bakal menuntaskan kesumat kepada Negeri Paman Sam atas kematian Soleimani.
"Tidak ada keraguan bahwa negara besar Iran dan negara-negara bebas lainnya di wilayah itu akan membalas dendam atas kejahatan mengerikan ini dari penjahat Amerika," kata Rouhani dalam sebuah pernyataan di laman pemerintah Iran.
Seorang penasihat Rouhani memperingatkan Presiden AS Donald Trump tentang pembalasan dari Teheran.
Baca Juga: Soleimani Tewas, Ini 'Sumpah' Mengerikan Pemimpin Tertinggi Iran untuk AS
"Trump melalui pertaruhannya telah menyeret AS ke situasi paling berbahaya di kawasan ini," tulis Hessameddin Ashena di aplikasi media sosial Telegram.
"Siapa pun yang meletakkan kakinya di luar garis merah harus siap menghadapi konsekuensinya."
Seruan balas dendam juga diteriakkan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. Televisi pemerintah Iran juga memuat pernyataan Khamenei yang menyebut Soleimani sebagai wajah perlawanan internasional.
Pun dalam pernyataan di televisi pemerintah Iran, Khamenei mendeklarasikan tiga hari berkabung publik atas kematian sang jenderal legendaris tersebut.
"Kemartiran adalah hadiah atas upaya dia (Soleimani--red) yang tak henti-hentinya selama ini," kata Khamenei di akun Twitter berbahasa Farsi yang merujuk kepada Soleimani.
"Dengan kepergian Soleimani, Insya Allah, upaya dan jalannya tidak akan dihentikan, namun balas dendam yang parah menunggu para penjahat yang mengaliri darah mereka dengan darahnya dan para martir lain dalam insiden semalam," ujar Khamenei.
Sebelumnya, Kepala Pasukan Elite Quds Iran sekaligus tokoh militer berpengaruh, Mayor Jenderal Qassem Soleimani, tewas dalam serangan udara oleh Amerika Serikat terhadap konvoi kedua petinggi militer itu di bandara Baghdad, Irak, Jumat (3/1/2020).
Selain Soleimani, komandan milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis, juga terbunuh dalam serangan itu.
"AS dan Israel adalah musuh yang bertanggung jawab atas pembunuhan mujahidin Abu Mahdi al Muhandis dan Qassem Soleimani," kata juru bicara kelompok payung Pasukan Mobilisasi Populer, Ahmed al Assadi seperti dikutip dari Reuters.
Dari Washington DC, AS, Pentagon mengklaim, "Serangan itu ditujukan untuk menghalangi rencana serangan oleh Iran pada masa depan."
Berdasarkan keterangan kelompok paramiliter Irak, tiga buah roket menghantam Bandara Internasional Baghdad sehingga menewaskan dua "tamu" serta lima orang lainnya yang merupakan anggota kelompok paramiliter itu.
Selain memakan korban jiwa, roket yang mendarat di dekat terminal kargo itu juga mengakibatkan dua unit kendaraan terbakar serta melukai sejumlah orang.