Pesawat Casa dan CN 295 Sebar 3,2 Ton Garam Rekayasa Cuaca Jabodetabek

Jum'at, 03 Januari 2020 | 11:16 WIB
Pesawat Casa dan CN 295 Sebar 3,2 Ton Garam Rekayasa Cuaca Jabodetabek
Pesawat CN 295 yang tergabung dalam Sembrani Flight Skadron Udara 2 Halim Perdanakusuma melakukan terbang formasi dalam rangka gladi bersih HUT ke-74 TNI di langit Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (3/10). [ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dimulai, Jumat (3/1/2020). Rekayasa cuaca itu dengan melepaskan dua sortie penerbangan membawa bahan semai garam.

Garam itu dibawa dari Bandara Halim Perdana Kusuma ke barat dan barat laut DKI Jakarta serta Jawa Barat, untuk mengurangi curah hujan.

Operasi itu untuk mengurangi curah hujan di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) sebagai bagian dari upaya penanggulangan banjir di wilayah tersebut.

"Sekarang sedang terbang dua pesawat Casa dan CN-295. Pesawat Casa membawa 800 kilogram bahan semai, dan pesawat CN-295 membawa 2,4 ton bahan semai," kata Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BBTMC-BPPT) Tri Handoko Seto saat dihubungi, Jumat pagi.

Baca Juga: Kurangi Hujan di Jabodetabek, BPPT Mulai Lakukan Modifikasi Cuaca

Tim telah melakukan pertemuan persiapan operasi TMC yang dimulai pukul 07.30 WIB di Halim Perdana Kusuma. Sedangkan dua pesawat yang membawa bahan semai untuk misi percepatan penurunan hujan sebelum hujan memasuki wilayah Jabodetabek itu, diterbangkan sekitar pukul 10.00 WIB.

Selain persiapan peralatan, pesawat, dan personel untuk operasi TMC pada Jumat pagi ini, prediksi dan pengamatan cuaca serta awan juga dilakukan untuk melihat kondisi cuaca dan potensi awan hujan yang akan ditargetkan dalam operasi TMC itu.

"Awannya banyak tumbuh di situ jadi kita terbang ke arah barat dan barat laut daratan di DKI Jakarta dan Jawa Barat. Jadi terbang ke arah sana," ujar Seto.

Operasi TMC diharapkan mengurangi potensi curah hujan yang akan turun di Jabodetabek antara 30 sampai 40 persen.

"Tantangannya kita berhadapan dengan cuaca, dengan alam, dengan puncak musim hujan yang memang awalnya sangat banyak sehingga kita harus perhitungan dengan cermat," kata dia.

Baca Juga: Mengapa Cuaca Pengaruhi Penerimaan Sinyal Ponsel? Ini Penjelasannya

Selain dua sortie penerbangan pada pagi hari ini, direncanakan diterbangkan dua sortie penerbangan lagi yang mambawa bahan garam untuk pelaksanaan Operasi TMC, Jumat, sekitar pukul 14.00 WIB.

Operasi TMC untuk mempercepat penurunan hujan. Hujan ditargetkan turun sebelum memasuki wilayah Jabodetabek sehingga menanggulangi banjir di wilayah itu.

"Targetnya sampai dengan Jakarta dan sekitarnya aman dari ancaman banjir," ujar Seto.

Hingga saat ini, 22 ton bahan semai berupa garam telah disiapkan untuk mendukung Operasi TMC dalam rangka penanggulangan banjir di Jabodetabek.

Pelaksanaan operasi tersebut melibatkan BPPT, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Tentara Nasional Indonesia, serta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika.

"Personelnya banyak total lebih dari 50 orang untuk keseluruhan," ujarnya.

Sebelumnya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan ada kemungkinan terjadi intensitas curah hujan ekstrem di wilayah Indonesia bagian barat dan tengah hingga 15 Januari 2020.

"Dari data terakhir analisis kami, diperkirakan antara 5 Januari hingga 15 Januari akan ada aliran udara basah dari Samudera Hindia sebelah barat Sumatera," katanya seusai rapat koordinasi penanganan banjir Jabodetabek, Jawa Barat, dan Banten di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta, Kamis (2/1).

Ia mengatakan hal itu merupakan fenomena yang lazim. Bila terjadi pada musim kemarau, akan menjadi hujan di musim kemarau. Namun, karena terjadi pada musim hujan, maka bisa menjadi intensitas curah hujan ekstrem. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI