Suara.com - Tidak banyak yang dapat diperbuat oleh mereka para korban banjir di Kelurahan Cipinang Melayu, Jakarta Timur selain pasrah akan harta benda yang rusak dan kotor terendam banjir.
Usai diterjang banjir pada dini hari setelah perayaan tahun baru, mereka kini mulai kembali ke rumah untuk membersihkan kediamannya masing-masing. Banjir setinggi atap genting runah berlantai satu itu paling tidak telah membuat luluh lantak seisi rumah.
Pantauan Suara.com, di setiap rumah di RW 3 dan RW 4, semua halamannya sudah pasti dipenuhi oleh lumpur meski banjir telah surut. Tidak cuma menggenangi halaman, lumpur tersebut juga turut masuk ke ruang tamu hingga menempel di dinding.
Markus salah seorang warga menunjukan betapa tingginya banjir pada Rabu kemarin. Ia menunjuk ke arah dinding yang bila dilihat tingginya menyamai tinggi badannya.
Baca Juga: KTP, Sertifikat Tanah dll Rusak karena Banjir? Restorasi Gratis di ANRI
"Ini tingginya segini. Segini saja juga karena rumah saya memang agaj tinghian dibanding rumah lainnya," ujar Markus, Kamis (2/1/2020).
Markus yang pakaiannya juga kotor terkena lumpur, saat ditemui tengah mengeluarkan sejumlah perabotan ke halaman guna ia bersihkan. Ia mengatakan bahwa semua barang-barangnya memang sengaja dibiarkan berada di dalam rumah saat banjir melanda
"Ya habis kena lumpur semua," ucapnya.
Sementara itu, Karim tetangga Markus sedari tadi mondar-mandir membawa ember berisi air yang ia siram lalu kosong dan diisi kembali. Sambil telanjang dada, hal itu secara terus menerus diladeni Karim sampai akhirnya ia berhenti untuk bercerita.
"Ini saya lagi bersihin meja, kompor, sama bangku buat dagangan punya ibu saya. Ibu saya kan dagang, ini perabotannya kena lumpur semua," ujar Karim.
Baca Juga: Cerita Nenek Lansia Semalam Suntuk Terjebak di Loteng saat Banjir Jakarta
Menurutnya, warga tidak menyangka bahwa akan terjadi peristiwa banjir hebat hingga setinggi sekitar tiga meter. Ia menjelaskan, daerah kediamannya memang sering dilanda banjir namun tidak separah pada awal tahun ini.
"Masyarakat kan sudah biasa, pikir masyarakat tahun-tahun ini banjir kan hanya semata kaki, sedengkul gitu kan jadi masyarakat biasa saja. Naik-naikin motor, naik-naikin barang ke tempat-tempat mereka biasa naruh. Tiba-tiba air enggak berhenti, datang, datang, datang sampai subuh itu air sudah mencapai segenting sekitar tiga meter," tuturnya.
Ia mengemukakan genangan air mulai masuk ke rumah pada Rabu dini hari sekitar pukul 01.30 WIB. Hujan lebat yang mengguyur sejak malam itu akhirnya membuat genangan air terus meningkat hingga mencapai genting pada saat subuh sekitar pukul 05.00 WIB.
Diketahui banjir yang melanda 12 RT di RW 3 dan RW 4 itu mengakibatkan sevanyak 926 orang harus mengungsi di posko sementara di sebuah Masjid di Universitas Borobudur, Jakarta Timur.