Suara.com - Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi tingginya intensitas hujan di Jabodetabek selama satu pekan mendatang. Untuk mengantisipasi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) akan menerapkan modifikasi cuaca dengan cara mengurangi curah hujan yang turun di Jabodetabek.
Hal itu disampaikan dalam rapat koordinasi yang digelar oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di kantornya, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Kamis (2/1/2020).
Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo sempat menanyakan langkah yang bisa dilakukan oleh BPPT usai mendengar prediksi tingginya intensitas air hujan yang akan turun.
Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca BPPT, Tri Handoko Seto mengungkapkan pihaknya sudah melakukan pengkajian terkait dengan prakiraan modifikasi cuaca untuk di wilayah Jabodetabek.
Baca Juga: Banjir Jakarta, 3 Ibu Hamil dan 58 Balita Kampung Pulo Mengungsi
"Pengurangan curah hujan 30 sampai 50 persen bisa dikurangi di wilayah Jabodetabek," kata Tri dalam rakor tersebut.
Seto menjelaskan untuk menurunkan curah hujan itu dengan cara mencegah masuknya awan basah atau awan hujan ke wilayah Jabodetabek yang berasal dari Sumatera.
"Karena itu tekhnologi modifikaasi cuaca ialah dijatuhkan diwilayah selain Jabodetabek. Kita jatuhkan diluar Jawa atau seperti di Lampung, dan daerah yang aman, tergantung situasi di lapangan," ucap Seto.
Kata Seto, awan basah atau awan hujan itu bisa dijatuhkan di luar Jawa semisal di Lampung atau di daerah yang sekiranya aman.
Lalu Seto mengungkapkan untuk melakukan hal tersebut BPPT akan meminta pengadaan pesawat Cesna jenis CN295 sebanyak 2 unit guna mencegah masuknya hujan ke wilayah Jabodetabek.
Baca Juga: Banjir Jakarta 2020, Roy Marten: Mobil Alhamdulilah Terendam
"Jadi kita akan operasikan (Cesna) guna menjatuhkan awan-awan yang bergerak menuju Jabodetabek. Awan-awan itu arahnya dari lampung Selat Sunda dan seterusnya," ujar Seto.