Suara.com - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief mempertanyakan kinerja Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait banjir yang melanda sejumlah wilayah di Jabodetabek. Ia menuding BMKG tidak cepat tanggap dalam memberikan antisipasi mengenai prediksi cuaca dan potensi banjir.
Hal itu disampaikan oleh Andi Arief melalui akun Twitter miliknya @andiarief_. Menurut Andi, BMKG yang bertugas memprediksi cuaca seharusnya telah memberikan imbauan jauh-jauh hari sehingga bencana banjir bisa diantisipasi.
"Banjir Jakarta ini yang perlu dipertanyakan adalah BMKG. Harusnya dengan kecanggihan peralatan, metode dan mempertimbangkan siklus, bisa menghitung potensi curah hujan," cuit Andi Arief seperti dikutip Suara.com, Kamis (2/1/2020).
Banjir di awal 2020 ini terjadi di sejumlah titik di Jabodetabek pada Rabu (1/1/2020), akibat hujan yang tak kunjung reda sejak Selasa (31/12/2019) sore. Hingga Kamis pagi, sejumlah titik masih digenangi air dengan ketinggian yang bervariasi.
Baca Juga: Banjir Surut, Bandara Halim Perdanakusuma Kembali Beroperasi
Andi Arief menambahkan, Pemerintah Daerah DKI Jakarta tidak mungkin mampu memprediksi cuaca dan menghitung debit air yang akan turun di wilayahnya sehingga BMKG yang harus melakukannya.
"Pemda DKI tak mungkin bisa menghitung air. Harusnya sistem berjalan dengan masyarakat dipersiapkan," imbuhnya.
Dalam cuitan selanjutnya, Andi Arief mengatakan jika bencana di Indonesia bisa diprediksi kapan datanganya dengan teknologi dan metode canggih. Terbukti, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mampu menekan korban letusan gunung api selama beberapa tahun terakhir.
Secara morfologi Jakarta ditakdirkan sebagai wilayah banjir. Namun bencana kali ini berdampak lebih parah dibandingkan yang sebelumnya karena kendaraan turut hanyut.
Oleh karena itu, menurut Andi Arief, Pemda DKI Jakarta dan BMKG bersinergi dengan warga untuk menanggulangi banjir supaya kondisi segera pulih.
Baca Juga: Banjir Jakarta, Update Perjalanan KRL di Stasiun Depok Pagi Ini
"Jakarta akan tetap banjir, karena morfologinya menurut ahli geologi ditakdirkan wilayah banjir. Tapi banjirnya ya gini-gini aja. Cuma kali ini korbannya harta benda termasuk mobil. Jalan keluar bisa bantu normalisasi, tapi paling penting siapkan masyaraakat, BMKG dan Pemda kuncinya," terang Andi Arief.