"Sampai detik ini masih takjub melihat kecintaan begitu banyak orang terhadap Bapak. #HaulGusDur2019 kemarin saat saya jadi ketua panitia, saya bisa merasakan betul cinta yang begitu besar untuk Bapak dari berbagai pihak," ungkapnya.
Inayah melanjutkan, "Haul adalah acara kolektif. Semua urun mulai dari tenaga, pikiran, biaya, dll. Tidak dibayar, tidak ada keuntungan secara materi."
Semua orang yang berpartisipasi dalam acara Haul Gus Dur telah bekerja berbulan-bulan dengan tulus.
"Panitia, Pengisi acara, pemantik, moderator, tim perumus, penjaga kemanan, petugas kebersihan, penduduk sekitar & seluruh tamu yang datang/pun yang nonton dari berbagai tempat. Semua terkoneksi melalui kecintaan & penghargaan mereka pada Bapak," kata Inayah.
Baca Juga: PDIP Punya Empat Strategi untuk Pilkada 2020, Gibran Masuk Skenario?
Ia pun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam acara Haul Gus Dur.
"Gak mungkin kami mampu berjalan kalau ga karena mereka semua. Gak ada yang bisa diberikan sebagai balasan selain ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya. Kalau materi kami jelas gak bisa (nasib punya Bapak mewarisi ajaran bukan duwit)," ujarnya.
Untuk diketahui, pada peringatan sepuluh tahun wafatnya Gus Dur yang di gelar di Ciganjur, Jakarta Selatan pada Sabtu (28/12) lalu turut dihadiri oleh sejumlah tokoh seperti: KH Mustofa Bisri alias Gus Mus, Menteri Agama Fachrul Razi, Menko Polhukam Mahfud MD dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Selain diisi dengan doa bersama dan tausiah, malam puncak haul juga diramaikan dengan stand up comedy dan pertunjukan musik dengan bintang tamu di antaranya Erie Suzan, Eny Sagita, Mamat Alkatiri, Akbar, Kartolo, dan Reza Zakaria.
Baca Juga: Dukung Pariwisata DIY, Bandara di Bawah AP I Akan Kental Nuansa Kedaerahan