Wartawan Dilarang Liput Tahlilan Taufiq Kiemas, Kenapa?

Selasa, 31 Desember 2019 | 13:18 WIB
Wartawan Dilarang Liput Tahlilan Taufiq Kiemas, Kenapa?
Tahlilan Taufiq Kiemas. (Suara.com/Ria Rizki)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejumlah wartawan tidak diperkenankan untuk masuk ke dalam area Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata saat hendak meliput acara tahlilan Taufiq Kiemas. Mendengar hal tersebut, Ketua DPP PDI Perjuangan Ahmad Basarah sempat kaget dan langsung meminta maaf.

Pantauan dari Suara.com di lokasi pada pukul 10.00 WIB, pagar yang menjadi akses masuk menuju makam Taufiq ditutup dan dijaga satpam. Tanpa bertanya, satpam tersebut langsung mengatakan tidak boleh masuk dengan alasan protokoler dari Paspampres.

Dari luar pagar tampak sejumlah orang telah berada di makam Taufiq untuk menjalankan acara tahlilan tersebut. Para pewarta pun sempat menghubungi Basarah untuk memastikan bisa meliput acara tersebut.

Namun, Basarah baru menemui para wartawan setelah acara selesai sekitar pukul 11.00 WIB.

Baca Juga: Hot Menari Tiang, Nikita Willy Banjir Pujian Warganet

"Kenapa enggak ikut tadi?" tanya Basarah kepada wartawan di TMP Kalibata, Jakarta Selatan, Selasa (31/12/2019).

"Kita enggak boleh masuk, Pak. Kita sudah WhatsApp bapak juga," timpal wartawan.

Basarah pun kaget mendengar pernyataan dari wartawan. Pasalnya, undangan yang telah disebar secara resmi kepada pewarta mengatasnamakan dirinya.

Usai mendengar keluhan dari wartawan, Basarah pun melayangkan permohonan maafnya.

"Saya minta maaf, saya enggak buka hp (handphone) tadi karena mimpin tahlihan," ujarnya.

Baca Juga: Kiat Amanda Rawles Wujudkan Resolusi Tahun Baru

Basarah mengungkapkan sejumlah tokoh hadir dalam acara tersebut. Ia menyebut ada nama mantan Menteri Agama Lukman Hakim, Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna Laoly, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Tjahjo Kumolo, anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Ribka Tjiptaning dan sejumlah alumni dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI