Sulit Terdeteksi, Nasib Satu WNI Tawanan Abu Sayyaf Masih Misterius

Jum'at, 27 Desember 2019 | 20:01 WIB
Sulit Terdeteksi, Nasib Satu WNI Tawanan Abu Sayyaf Masih Misterius
Wa Daya, istri dari seorang korban sandera Abu Sayyaf memperlihatkan foto suaminya, Maharudin Lunani (48) dan keponakannya, Samiun Maneu (27) yang kini disandera kelompok Abu Sayyaf (Istimewa/zonautara.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Satu warga negara Indonesia (WNI) bernama Muhammad Farhan (24) masih menjadi sandera gerombolan Abu Sayyaf di Filipina.

Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan Filipina masih mencari keberadaannya karena gerombolan Abu Sayyaf yang berpindah-pindah.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi belum bisa menyampaikan kondisi Farhan. Pasalnya gerombolan Abu Sayyaf yang sulit terdeteksi.

"Saya belum dapat mengatakan apa pun," kata Retno di Kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (27/12/2019).

Baca Juga: Menlu Retno: Tidak Benar Indonesia Tak Bersuara soal Nasib Muslim Uighur

Meski begitu, Retno mengungkapkan adanya kerja sama pemerintah Indonesia dengan pemerintah Filipina yang terus dilakukan untuk mencari posisi gerombolan dari Abu Sayyaf berada.

"Kami terus berkoordinasi dengan pemerintah dan otoritas Filipina mengenai keberadaannya ada, di mana karena mereka (Abu Sayyaf) kan seperti biasa berpindah-pindah terus," katanya.

Diketahui, dua warga negara Indonesia (WNI) yang sempat disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina, akhirnya bisa kembali ke tanah air dan berkumpul dengan keluarganya. Mereka sebelumnya menjadi korban penyanderaan sekitar 30 hari.

Mereka yang pada hari ini secara resmi diserahkan kembali kepada keluarganya adalah Ialah Maharudin dan Samiun.

Menlu Retno mengatakan pembebasan keduanya tidak terlepas atas upaya dan kerja sama antara Indonesia dengan otoritas Filipina.

Baca Juga: Gaya Menlu Retno Joget TikTok, Curi Perhatian Netizen

"Setelah 90 hari terakhir mereka dalam kecemasan dan kebimbangan selama berada di atau menjadi sandera di Filipina dan tentunya kebimbangan dan juga duka dari keluaga karena pasti keluarga selalu bertanya kapan anggota keluarga mereka dapat kembali bersama dengan keluarga," kata Retno di Kantor Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta Pusat, Kamis (26/12/2019).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI