Banyak BUMN Bermasalah, Staf Pribadi: SBY Duga Akan Disalahkan Lagi

Jum'at, 27 Desember 2019 | 11:16 WIB
Banyak BUMN Bermasalah, Staf Pribadi: SBY Duga Akan Disalahkan Lagi
Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menyampaikan pidato politik dalam peringatan HUT ke-16 Partai Demokrat di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (9/9/2017). [Suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Staf pribadi mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Ossy Dermawan, mengaku mendapatkan informasi bila sejumlah perusahaan BUMN sedang bermasalah. Ia mengungkapkan kekhawatiran SBY saat mendengar informasi tersebut.

Hal itu disampaikannya melalui akun Twitter miliknya @ossydermawan. Ossy menyebut ada banyak perusahaan BUMN termasuk bank yang tersandung kasus.

"Saya juga dapat informasi; katanya sekarang banyak BUMN (termasuk sejumlah bank) yang bermasalah," kata Ossy seperti dikutip Suara.com, Jumat (27/12/2019).

Masalah yang melanda perusahaan-perusahaan BUMN tersebut disebutkan oleh Ossy cukup beragam. Mulai dari keuangan yang tidak sehat, utang yang menggunung hingga adanya dugaan penyimpanan yang melanggar aturan.

Baca Juga: Ilmuwan Segera Ungkap Misteri Metana di Mars

Saat SBY mendengar informasi tersebut, SBY memberikan respon. SBY menduga bila ia akan kembali disalahkan atas rentetan kasus tersebut sama seperti kasus gagal bayar PT Asuransi Jiwasraya.

"Kalau begini, jangan-jangan saya lagi yang disalahkan. Begitu respons SBY," ungkap Ossy.

Staf pribadi ungkap reaksi SBY soal informasi banyak BUMN bermasalah (Twitter/ossydermawan)
Staf pribadi ungkap reaksi SBY soal informasi banyak BUMN bermasalah (Twitter/ossydermawan)

Untuk diketahui, dalam kasus gagal bayar Jiwasraya disebutkan bahwa krisis tersebut telah dimulai sejak 2006 dan menguat pada 2011. Saat itu, Indonesia masih dipimpin oleh SBY.

Manajemen PT Asuransi Jiwasraya (Persero) mengakui tidak akan sanggup membayar polis nasabah yang mencapai Rp 12,4 triliun yang jatuh tempo mulai Oktober-Desember 2019 (gagal bayar). Kesulitan keuangan ini disebabkan kesalahan investasi yang dilakukan oleh manajemen lama Jiwasraya.

Baca Juga: Kisruh Kasus Jiwasraya, PSI: Parpol di DPR Kenapa Diam Saja?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI