Suara.com - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menyampaikan, tidak ada yang salah apabila masyarakat ingin merayakan malam pergatian tahun baru 2020.
Menurutnya, perayaan tahun baru merupakan agenda internasional dan telah menjadi patokan untuk pergantian tahun di dunia.
"Silakan untuk dilaksanakan kegiatan masing-masing menurut pendapat saya ya. Kalau pergantian tahun Masehi, ini sudah diakui. Maka saya kira tidak ada salahnya merayakan itu," ujar Tito, di Gedung Kementerian Dalam Negeri Jakarta, Kamis (26/12/2019).
Mantan Kapolri itu memahami alasan kenapa pergantian Tahun Baru Masehi tidak dirayakan sebagian kalangan. Kendati begitu, jika mau merayakan pergantian tahun baru agama lain seperti agama Islam (Tahun Baru Hijriah) juga tidak ada masalah.
Baca Juga: Natal Dilarang di Dharmasraya, Tito Surati Bupatinya: Ibadah Harus Jalan!
"Why not. Kita merayakan juga. Itu saya kira letaknya kita bertoleransi," kata Tito.
Terkait hal ini, ada tiga arahan yang diberikan Tito menjelang momen perayaan tahun baru. Yang pertama, ia meminta kepala daerah untuk membentuk posko pemantauan terpadu Tahun Baru 2020. Kedua, Tito meminta peningkatan kualitas pelayanan publik tetap terpenuhi kepada masyarakat. Ketiga, Tito meminta pemerintah daerah bersiap menyambut tahun baru yang tertib dan aman.
Menurut Tito, masyarakat harus memahami apabila Indonesia adalah negara yang plural dan mengakui perbedaan seperti yang tertera dalam Pancasila sebagai dasar negara.
"Kalau kita cinta Indonesia, berarti kita juga harus cinta dan paham dengan sifatnya yang plural, berbeda suku, agama, ras. Kita harus menghargai saudara kita yang berbeda," ujarnya.
Baca Juga: Didatangi Kepala PPATK, Tito Akui Bahas Dana Kasino Kepala Daerah