Telur Jadi Alat Penelitian Gerhana Matahari Observator Malaysia di Batam

Bangun Santoso Suara.Com
Kamis, 26 Desember 2019 | 12:45 WIB
Telur Jadi Alat Penelitian Gerhana Matahari Observator Malaysia di Batam
Sebagai ilustrasi: Melihat Gerhana Matahari. (Suara.com/Ali)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Selain di Engku Puteri, observasi gerhana matahari juga dilakukan di Masjid Agung Batam Center pada Kamis (26/12/2019) hari ini.

Observasi dilakukan oleh Kementerian Agama (Kemenag). Tiga teleskop dihadirkan langsung oleh Kemenag RI untuk observasi gerhana matahari cincin di Kota Batam.

"Alat-alat ini dihadirkan langsung oleh Kemenag lalu dikoordinasikan dengan Kemenag Kantor Wilayah Kepri," kata Kakanwil Kemenag Kepri, Mukhlis Udin sebagaimana dilansir dari Batamnews.co.id (jaringan Suara.com).

Dalam observasi ini ada 17 anggota baik dari Kemenag pusat, Kemenag Kanwil Kepri, hingga Kemenag Kota Batam.

Baca Juga: Suhu Kota Batam Jadi Dingin saat Gerhana Matahari Berlangsung

Selain itu, negara tetangga Malaysia juga turut melakukan observasi di halaman Masjid Agung melalui Persatuan Falak Syarie Negara Melaka.

Ahli Ekspedisi Gerhana Matahari Cincin, Persatuan Falak Syarie Negara Melaka, Yazid Mohammad Ali mengatakan, Batam dipilih karena lokasinya terdekat serta cuaca di Batam juga diprediksi cukup cerah.

"Kami sebenarnya di Malaysia juga mengadakan observasi, tapi kami melihat di Batam jalurnya paling pas, sehingga memutuskan untuk observasi di Batam juga," ujar Ali.

Persatuan Falak Syarie Negara Melaka, sudah hadir di Batam sejak Rabu kemarin. Persiapan untuk melakukan observasi sendiri sudah dilakukan selama sebulan.

"Untuk penelitian sendiri kami sengaja lakukan di masjid agar saat observasi kami bisa tetap melaksanakan ibadah," katanya.

Baca Juga: Gerhana Matahari Mulai Terlihat di Jakarta, Warga Serbu Planetarium

Untuk melakukan observasi ini, Ali mengaku membawa 43 rombongan ke Batam.

Selain melakukan observasi melalui teleskop, Ali mengaku timnya juga melakukan penelitian menggunakan telur di mana telur coba didirikan di bawah sinar matahari.

"Telur ini hanya bisa tegak karena sedang gerhana. Kalau tak mana boleh (bisa) mereka berdiri," ujar dia.

Menurut Peneliti ONL, Siti Aminah Arbain mengatakan, fenomena itu terjadi ketika posisi bumi segaris dengan bulan dan matahari, sehingga menciptakan tarikan gravitasi.

"Berdasarkan pendapat para ilmuwan, medan gravitasi antara matahari dan bumi mampu menstabilkan elektron dalam telur, memungkinkan mereka untuk berdiri tegak," ujar Siti Aminah sebagaimana dimuat laman berita Bernama.

Tentu saja demonstrasi ini sangat menarik perhatian masyarakat. Mereka menjadi lebih tahu tentang apa saja yang terjadi selama gerhana matahari. Jadi, bukan mitos yang didengungkan, melainkan pengetahuan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI