“Ini adalah ketidakadilan karena memaksa mereka bertahan dari bentuk kekerasan yang tak terucap, perbudakan, dan berbagai macam kekejaman tak manusiawi di kamp penahanan,” kata ia melanjutkan.
Bulan ini, Fransiskus telah meminta penutupan kamp penahanan migran di Libya. “Ini adalah ketidakadilan karena menjauhkan mereka dari tempat yang bisa saja memberikan harapan akan kehidupan yang lebih baik, namun justru mereka berada di hadapan dinding yang tak diperhatikan,” ujar ia.
Lebih lanjut ia menyebut bahwa ketika ada banyak masalah di dunia, orang-orang tidak berpikir lebih jauh untuk memperbaiki ketidakadilan.
Padahal, menurutnya, mereka bisa membuat perubahan di komunitas mereka sendiri sebagai langkah awal menyembuhkan semua “anggota keluarga yang menderita.”
Baca Juga: Paus Fransiskus: Benar, Ada Korupsi di Vatikan
“Semoga Tuhan melembutkan hati kita yang seringkali keras dan egois, serta membuatkan ruang untuk cinta-Nya. Semoga Dia membawa senyumannya melalui wajah kita untuk semua anak di dunia: kepada mereka yang diabaikan dan menderita akibat kekerasan,” kata ia lagi.
Untuk menggarisbawahi pesannya, dua kardinal dipilih Fransiskus untuk turut serta bersamanya berdiri di balkon pusat.
Mereka adalah Renato Martino, presiden emeritus kantor imigrasi Vatikan, dan Konrad Krajewski, Papal Almoner yang menyebarkan bantuan kepada masyarakat miskin dan gelandangan Roma.
“Melalui tangan kami yang lemah ini, semoga Dia mengenakan pakaian kepada mereka yang tak punya baju, memberikan roti kepada yang lapar, dan menyembuhkan yang sakit,” kata Sri Paus.
Paus Fransiskus juga berdoa, “Pada hari Natal yang berbahagia ini, semoga Dia membawa kebaikan kepada semua dan menerangi kegelapan di muka bumi.”
Baca Juga: Ini Moge Kustom Paus Fransiskus yang Dilelang untuk Amal, Laku Berapa?