Tarian Sufi dan Syair Gus Dur Warnai Misa Natal di Gereja Katolik Malang

Rabu, 25 Desember 2019 | 19:53 WIB
Tarian Sufi dan Syair Gus Dur Warnai Misa Natal di Gereja Katolik Malang
Tari sufi menghiasi perayaan Natal di Gereja Katolik Santo Vincentius Kota Malang Jatim, Rabu (25/12/2019) sore. (Suara.com/Aziz Ramadani)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tarian sufi mewarnai perayaan atau ibadah Misa Natal di Gereja Katolik Santo Vincentius Kota Malang Jawa Timur, Rabu (25/12/2019) sore.

Pendeta Romo Yohanes Gani juga sempat diiringi tabuhan rebana dari komunitas Gusdurian Malang sebelum saat akan memasuki gereja.

Tarian sufi ditampilkan enam anggota Gubuk Sufi Jabung. Sekitar 10 menit mereka menari diiringi alunan rebana dengan syair Tanpo Waton. Syair ini berisikan ajaran- ajaran KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

"Ini merupakan cara kami menyampaikan pesan damai di momentum Natal. Kami mengundang teman-teman Gusdurian serta Gubuk Sufi Jabung. Begitu sebaliknya, jika lebaran ya kami yang datang," kata Romo Gani kepada awak media.

Baca Juga: Sebanyak 27 Warga Binaan Penghuni Lapas Wirogunan Dapat Remisi Natal

Tari sufi menghiasi perayaan Natal di Gereja Katolik Santo Vincentius Kota Malang Jatim.  Rabu (25/12/2019). (Suara.com/Aziz Ramadani).
Tari sufi menghiasi perayaan Natal di Gereja Katolik Santo Vincentius Kota Malang Jatim. Rabu (25/12/2019). (Suara.com/Aziz Ramadani).

Romo Gani menambahkan, perayaan Natal tahun ini mengangkat tema "Hendaklah Menjadi Sahabat Bagi Semua Orang." Hal itu, menurutnya, termaktub dalam dokumen Abu Dhabi.

"Kami berusaha merealisasikan dokumen tersebut. Jadi seluruh gereja katolik mengaktualisasikan pesan tersebut," ujarnya.

Sementara itu, penggagas Gubuk Sufi Jabung Gus Muham mengatakan, Tari Sufi adalah jalan agama cinta yang sangat universal. Tidak memandang warna dan tidak ada sekat.

"Seluruhnya tentang kemanusiaan, kerukunan dan kedamaian. Mengerucut pada keindahan, ada kasih di hati manusia," ujarnya.

"Yang tidak dibenarkan adalah membedakan - bedakan, karena perbedaan itu indah, ya cinta itu sendiri."

Baca Juga: Natal, Deddy Corbuzier Bahas Penciptaan Sinterklas dan Tanggal 25 Desember

Kontributor : Aziz Ramadani

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI