Kegetiran Napi Perempuan yang Hamil, Melahirkan dan Rawat Anak di Penjara

Reza Gunadha Suara.Com
Rabu, 25 Desember 2019 | 17:03 WIB
Kegetiran Napi Perempuan yang Hamil, Melahirkan dan Rawat Anak di Penjara
Napi perempuan yang melahirkan selama masa hukuman bisa membawa bayinya dalam penjara hingga usia 2 tahun. [ABC Indonesia/Lam Horas Production]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Untuk hamil, menyusui memang ada ekstra puding yang disiapkan, ada anggaran untuk ekstra puding."

Terkait anggaran untuk persalinan napi, kesejahteraan, serta kesehatan bayi napi, Utami memaparkan biasanya dana itu diambil dari paket perawatan kesehatan tahunan.

Termasuk didalamnya adalah biaya untuk kebutuhan menstruasi, obat-obatan, vaksin, vitamin, dan makanan tambahan bagi anak sampai usia dua tahun.

Besarnya anggaran beragam, mulai Rp 50 juta hingga Rp 90 juta per tahun per Lapas. Tapi untuk tahun 2020, sudah dihitung Rp 17.000 per orang untuk setiap bulannya.

Baca Juga: Napi Perempuan Kabur, Beredar Isu Dibawa ke Losmen, Jaksa: Masih Diperiksa

Penjara belum penuhi hak napi

PENELITI bidang pemasyarakatan dari Australia National University (ANU), Leopold Sudaryono, mengatakan Indonesia bisa mencontoh Australia soal perlakuan terhadap napi perempuan yang hamil dan atau membesarkan anak dalam penjara.

Leo pernah mengunjungi penjara perempuan di Australia, yang kebetulan tingkat keamanannya lebih rendah dibandingkan penjara lainnya, sehingga bentuk penjaranya bukan seperti sel, melainkan seperti "cottage".

Para perempuan yang hamil dan menyusui tinggal di "cottage" tersendiri dengan ruangan yang lebih besar dan memiliki privasi untuk menyusui.

Tapi keadaan penjara khusus bagi perempuan hamil dan menyusui di Australia secara umum memang memiliki perbedaan karena berbagai pertimbangan.

Baca Juga: Selundupkan Barang ke Napi, Perempuan Ini Sembunyikan Ponsel di Kerudung

"Ini bukan sekedar soal HAM, tapi juga perlakuan yang buruk itu juga memiliki efek yang buruk lagi kepada masyarakat," kata Doktor asal Indonesia tersebut

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI