Peringati Hari Ibu, Anies Ungkap Sosok Nenek yang Jadi Pejuang Kemerdekaan

Senin, 23 Desember 2019 | 18:01 WIB
Peringati Hari Ibu, Anies Ungkap Sosok Nenek yang Jadi Pejuang Kemerdekaan
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. (Suara.com/Fakhri Fuadi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Potret menarik dibagikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan usai perayaan Hari Ibu pada 22 Desember 2019. Ia mengungkap sosok nenek yang begitu berjasa bagi hidupnya.

Hal itu ditunjukkan Anies melalui unggahan di jejaring Istagram pribadinya @aniesbaswedan. Anies membagikan tiga buah foto, dua foto menggambarkan kebersamaan dirinya dan sang nenek, sementara satu foto memperlihatkan neneknya yang tengah duduk di kursi roda.

Selama ini tak terekspose, Anies menjelaskan kalau neneknya merupakan seorang pejuang kemerdekaan yang aktif berperan dalam gerakan perempuan.

"Setiap Hari Ibu diperingati maka selalu juga teringat pada Nenek. Barkah namanya. Lahir & besar di Tegal, Jawa Tengah, seorang pegiat pergerakan perempuan sejak pra-kemerdekaan. Beliau adalah salah satu peserta Kongres Perempuan di Jogja," tulis Anies seperti yang dikutip Suara.com, Senin (23/12/2019).

Baca Juga: Gempar Temuan Mayat di Banguntapan, Korban Dikabarkan Tinggal Sendirian

Anies lalu menceritakan perjuangan sang nenek sebagai aktivis pergerakan kemerdekaan.

Konon setiap menjelang Kongres, nenek Anies berangkat dari Tegal menuju Yogyakarta bersama penggiat lainnya dengan naik kereta api. Namun saat perjalanan mereka dihadang oleh tentara Belanda.

Potret Anies Baswedan dan neneknya. (Instagram/@aniesbaswedan)
Potret Anies Baswedan dan neneknya. (Instagram/@aniesbaswedan)

Mendapat perlakuan sedemikian rupa, nenek Anies dan para wanita lainnya tak menyerah. Setelah menyusun siasat, mereka melakukan perlawanan dengan menghadang lokomotif kereta yang siap jalan.

"Mereka semua berbaring di atas rel kereta, berjejer para perempuan itu memaparkan badan. Dibawah terik matahari, depan moncong lokomotif mereka pasang badan, mereka tawarkan nyawa: berangkatkan kami atau matikan kami. Itulah harga mati yang senyatanya," terang Anies.

Perlawanan itu disebut berhasil meruntuhkan benteng musuh, hingga akhirnya mereka diperbolehkan untuk mengikuti Kongres. Anies lalu mengatakan, "Semua itu dituturkan Nenek saat itu dengan penuh semangat. Tiap Hari Ibu diperingati,".

Baca Juga: Bongkar Judi Batu Goncang di Mall Season City, Polisi Tangkap 28 Pelaku

Anies menambahkan, dalam usia senja neneknya masih tertarik membahas perkembangan zaman sebelum meningga. Ia merasa bersyukur memiliki nenek yang menjadi pejuang kemerdekaan, sehingga setiap Hari Ibu, ia selalu terkenang dengan perjuangan sang nenek.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI