Pulangkan 2 Korban Sandera Abu Sayyaf, Mahfud MD: Satu WNI Masih Dicari

Senin, 23 Desember 2019 | 15:16 WIB
Pulangkan 2 Korban Sandera Abu Sayyaf, Mahfud MD: Satu WNI Masih Dicari
Wa Daya, istri dari seorang korban sandera Abu Sayyaf memperlihatkan foto suaminya, Maharudin Lunani (48) dan keponakannya, Samiun Maneu (27) yang kini disandera kelompok Abu Sayyaf (Istimewa/zonautara.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD mengatakan bahwa dua warga negara Indonesia (WNI) yang bebas dari sandera gerombolan Abu Sayyaf akan kembali ke tanah air. Sedangkan satu WNI lainnya masih dicari.

Mahfud MD mengungkapkan bahwa dua WNI tersebut tengah menjalani tes kesehatan. Ia menyebut dua WNI tersebut siap dipulangkan ke Indonesia.

"Dua (WNI) sudah siap diterbangkan ke Jakarta lagi cek kesehatan," kata Mahfud di Kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (23/12/2019).

Mahfud menerangkan bahwa saat ini Pemerintah Indonesia dengan Filipina hingga saat ini masih memburu gerombolan Abu Sayyaf. Hal tersebut dilakukan guna mencari satu WNI yang masih tersandera.

Baca Juga: Mahfud MD: Yang Boleh Sweeping Hanya Polisi dan Tentara!

"Abu Sayyaf masih membawa satu, masih membawa satu lagi, sedang diburu," katanya.

Untuk diketahui, dua warga negara Indonesia yang 90 hari disandera gerombolan Abu Sayyaf di Filipina akhirnya berhasil dibebaskan dalam kondisi selamat. Tapi kekinian, masih ada satu WNI yang tersandera.

Kementerian Luar Negeri RI dalam keterangan tertulis mengatakan, kedua sandera tersebut berhasil dibebaskan atas kerjasama dengan pemerintah Filipina, Minggu (22/12/2019).

“Berbagai langkah diplomasi telah dilakukan sejak awal, melalui pembicaraan langsung Presiden Jokowi dengan Presiden Duterte serta Menlu RI dengan Menhan Filipina. Pembicaraan tersebut ditindaklanjuti dengan koordinasi internal Pemri yang dilakukan Kemenkopolhukam RI.”

Pembicaraan tersebut ditindaklanjuti melalui kerjasama intensif antara badan intelejen Indonesia dengan militer Filipina, di mana operasi pembebasan berhasil menjejak posisi penyandera dan terjadi kontak senjata pada 22 Desember 2019 pagi hari.

Baca Juga: Mahfud MD Sebut Ego Sektoral Bisa Hancurkan Kolaborasi Antar Lembaga

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI