Bertemu Parlemen Arab Saudi, MPR Minta Kuota Haji untuk Indonesia Ditambah

Senin, 23 Desember 2019 | 12:32 WIB
Bertemu Parlemen Arab Saudi, MPR Minta Kuota Haji untuk Indonesia Ditambah
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo atau Bamsoet usai bertemu Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Selasa (13/8/2019). (Suara.com/Ummi Saleh)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo meminta Pemerintah Arab Saudi untuk menambah kuota haji bagi jamaah Indonesia untuk tahun 2020.

Hal itu disampaikan langsung oleh politikus yang akrab disapa Bamsoet saat melakukan pertemuan dengan Ketua Majelis Ash Shura Arab Saudi (Consultative Assembly of Saudi Arabia), Abdullah Bin Muhammad Al Ash-Sheikh, di Kantor Parlemen Arab Saudi.

Bamsoet mengharapkan Pemerintah Arab Saudi dapat menambah kuota haji untuk jamaah Indonesia dari 231 ribu pada tahun 2019 menjadi lebih dari 250 ribu di tahun 2020.

Dengan adanya penambahan kuota diharapkan dapat mempersingkat masa tunggu jamaah haji yang saat ini bisa mencapai 20 tahun bahkan lebih. Apalagi mengingat antusias jamaah Indonesia yang ingin berangkat ke tanah suci untuk beribadah.

Baca Juga: Bandara Kertajati untuk Angkutan Haji 2020, Menag Masih Temukan Kendala

“Global Religious Futures memprediksi hingga tahun 2050 jumlah penduduk muslim Indonesia mencapai 256,82 juta dari 263 juta jiwa atau sekitar 86,39 persen. Ditambah pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar rata-rata 5 persen lebih yang melampaui pertumbuhan ekonomi dunia," ujar Bamsoet saat pertemuan melalui keterangan pers, Senin (23/12/2019).

"Membuat pendapatan masyarakat meningkat, yang pada gilirannya memberikan kemudahan mereka menunaikan ibadah Haji,” Bamsoet menambahkan.

Dalam pertemuan tersebut, Bamsoet juga menjelaskan mengenai Indonesia telah menjadi contoh bagaimana mengelola keberagaman suku, agama, etnis, dan golongan dengan baik. Meski diketahui mayoritas penduduk beragama Islam.

Menurut Bamsoet, hal tersebut bisa menjadi role model bagi negara lainnya bahwa antara agama dan peradaban maupun antara agama yang satu dan lainnya bukanlah alasan menjadi sumber pertentangan.

POlitikus Golkar itu mengatakan terciptanya toleransi dalam keberagaman di Indonesia juga tidak terlepas dari peran organisasi massa Islam terbesar di Indonesia bahkan dunia, yaitu Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.

Baca Juga: Lapor ke Wapres Ma'ruf, Menag: Indonesia Tak Bisa Tambah Kuota Haji 2020

“Di saat Islam disudutkan di berbagai negara lantaran radikalisme dan ekstrimisme, tidak demikian di Indonesia. Di Indonesia, Islam justru menjadi sumber perdamaian. Hal ini bisa menjadi tambahan pertimbangan bagi Arab Saudi untuk menambah jumlah kuota haji jamaah Indonesia,” jelasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI