Gara-gara Tanda Lahir, Ibu Ini Disuruh Pendeta Bunuh Bayinya Sendiri

Sabtu, 21 Desember 2019 | 05:28 WIB
Gara-gara Tanda Lahir, Ibu Ini Disuruh Pendeta Bunuh Bayinya Sendiri
Ilustrasi bayi (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Maria Khvostantseva, seorang ibu berusia 22 tahun di Rusia disuruh membunuh anaknya yang memiliki tanda lahir. Kejadian bermula dari curhatannya di media sosial.

Ibu ini membuat curhatan tentang Vika, bayi perempuannya yang ditolak seorang pendeta saat akan dibaptis.

Dilansir dari Metro.co.uk, Jumat (20/12/2019), Maria Khvostantseva mengatakan dia dilecehkan secara online setelah mengungkapkan protesnya terhadap seorang pendeta setempat yang menolak untuk membaptis Vika.

Pendeta itu percaya Vika memiliki penyakit menular gara-gara melihat banyak tanda lahir hitam.

Baca Juga: Kabar Tiket Konser Ayu Ting Ting Dikembalikan, Ruben Onsu Bilang Begini

Vika memiliki tanda lahir yang mencakup 80 persen tubuhnya. Ia didiagnosis mengalami nevi melanositosis kongenital yang besar, tambalan kulit yang gelap dan tidak bersifat kanker yang terdiri dari sel-sel penghasil pigmen yang disebut melanosit.

Maria mengatakan dia mengirim foto putrinya kepada seorang pendeta di kota Kurgan, Oblast Kurgan, Rusia. Tetapi pendeta itu kemudian menolak.

Setelah curhatan Maria di media sosial viral, ia sempat diwawancara oleh televisi lokal. Ia mengaku mendapatkan banyak hujatan gara-gara unggahannya yang memprotes pendeta.

Maria berkata, "Saya mendapat banyak pesan dan telepon dari orang asing. Mereka menghina saya dan mendesak untuk membunuh bayi saya. Seorang wanita berkata kepada saya melalui telepon 'bunuh anakmu. Lemparkan ke bawah kereta'."

Salah satu pesan keji yang diterima Maria berbunyi, "Lebih baik mati daripada menjadi seperti itu."

Baca Juga: 2019 Hampir Usai, Penerimaan Pajak Baru 73,5 Persen dari Target

Polisi Rusia telah memulai penyelidikan terhadap dugaan pelecehan tersebut setelah Maria diwawancara.

Maria mengatakan bahwa Vika, putrinya yang sekarang berusia enam bulan masih mendapatkan cacian saat di jalan. Bahkan seorang bidan menyuruh Maria menyerahkan bayinya untuk diadopsi.

Maria mengatakan, "Orang-orang sering mengarahkan jari mereka pada Vika dan tertawa. Saya sangat kesal karena itu."

Pendeta yang menolak membaptis anak perempuan Maria bahkan sempat minta bayaran. Oknum pendeta yang tidak disebutkan namanya itu bersedia membaptis asal diberi uang.

Maria menulis secara online, "Saya pikir tidak perlu biaya untuk membaptis seorang anak. Untuk saat ini, kami memutuskan untuk menundanya."

Sementara itu Mikhail Nasonov, juru bicara Gereja Ortodoks Kurgan mengatakan kepada media setempat, "Kami berencana untuk melakukan penyelidikan internal setelah insiden itu. Pendeta yang dimaksud akan menghadapi tindakan disipliner. Kami mengutuk apa yang terjadi".

"Saya yakin jika ibu pergi ke gereja lagi, upacara akan diadakan kali ini," imbuhnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI