Suara.com - Ketua DPP Partai Demokrat Jansen Sitindaon mengaku bakal mengecek ke DPD terkait informasi mundurnya Wakil Bupati Bandung Barat Hengky Kurniawan sebagai kader partai berlambang mercy tersebut.
Kendati belum mengetahui kabar pastinya, Jansen mengaku selama ini hubungan antara Hengky dan Partai Demokrat baik-baik saja. Jadi menurut Jansen, alasan di balik pengunduran dirinya hanya Hengky yang mengetahui.
Jansen mengatakan selama ini Demokrat telah memberikan segalanya bagi Hengky hingga akhirnya dia menjabat sebagai Wakil Bupati Bandung Barat.
"Tapi kalau memang benar Hengky mundur kami mau ngomong apa juga. Yang pasti Demokrat sudah memberikan segalanya ke Hengky. Sampai dia bisa jadi kepala daerah segala kan," ujar Jansen saat dikonfirmasi, Jumat (30/12/2019).
Baca Juga: Demokrat Hanya Usung Calon Kepala Daerah yang Bebas dari Kasus Korupsi
Atas kabar hengkangnya Hengky dari Demokrat, Jansen kemudian menyinggung adanya dua tipe kader partai politik, yakni antara loyang dan emas. Analogi tersebut ia pakai untuk menanggapi mundurnya Hengky padahal sebelumnya Denokrat sudah memberikan segalanya.
"Tapi yang pasti, soal kehidupan berpartai ini kan soal seleksi mana loyang mana emas ya. Di semua partai juga terjadi. Kalau keluar begini padahal partai sudah memberi banyak, berarti jenisnya loyang. Di manapun nanti berada, kalau loyang selamanya ya akan tetap loyang," ujar Jansen.
"Demokrat akan terus berjalan, karena di dalam partai ada ribuan kader loyal lainnya dibanding satu orang yang keluar begini."
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan mengatakan dirinya juga akan segera mengecek kebenaran informasi terkait Hengky. Ia berujar bahwa mundurnya Hengky bukan suatu persoalan, Demokrat pun juga tidak ingin menahan-nahan bila niat Hengky untuk mundur sudah bulat.
"Ya bagi kami hak berpolitik itu kan hak individu. Kalau nyaman di Partai Demokrat kami berterima kasih, kalau ada yang merasa tidak nyaman di Demokrat ya masa kami harus tahan gitu loh iya kan," ujar Syarief di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat.
Baca Juga: Dikontrak 10 Tahun, Kader Demokrat Denda Rp 1 Miliar Jika Pindah Partai