SBY Diseret-seret soal Jiwasraya, Kader Demokrat Ramai-ramai Membela

Jum'at, 20 Desember 2019 | 11:14 WIB
SBY Diseret-seret soal Jiwasraya, Kader Demokrat Ramai-ramai Membela
Presiden Joko Widodo dan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bertemu di Istana [suara.com/Erick Tanjung]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pernyataan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang menyebut persoalan keuangan yang dialami Jiwasraya sudah terjadi lebih dari 10 tahun yang secara tidak langsung menyinggung masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini membuat para politikus Partai Demokrat ramai-ramai membela.

Kader Partai Demokrat mulai dari Hinca Pandjaitan, Jansen Sitindaon, Ferdinand Hutahaean, Taufiqurrahman membuat pembelaan melalui akun media sosial mereka.

Sekjen Partai Demokrat Hinca Pandjaitan melalui kicauan yang diunggah ke akun Twitter pribadinya pada Rabu (18/12/2019) membedah pernyataan Jokowi. Menurutnya, Jokowi sebagai pemimpin tidak seharusnya menyalahkan pendahulunya.

"Saya ingin bedah kalimat presiden terhormat (1) Persoalan sudah lama, (2) Dalam 3 tahun sudah diketahui problemnya, (3) 'Ingin' menyelesaikan masalahnya. Kepada tuan, persoalan bangsa ini memang selalu ada, untuk itu butuh pemimpin yang 'bisa' menyelesaikan bukan hanya 'ingin' & menyalahkan sejarah," tulis @hincapandjaitan.

Baca Juga: Buang Air Kecil Sembarangan di Dekat Sungai, Jamalin Ditemukan Tewas

Pembelaan untuk SBY juga dilontarkan oleh Ferdinand. Ia merasa Jokowi mencari sosok pelindung dari kegagalan.

"Kira-kira apa alasan pak Jokowi bicara tentang 10 tahun lalu terkait Jiwasraya? Tampaknya Pak Jokowi tak punya lagi alasan atau tak punya lagi sosok yang bisa dijadikan sebagai pelindung dari kegagalan selain pak SBY. Mungkin pak Jokowi merasa dengan menyebut nama pak SBY, maka dirinya akan baik-baik saja," tulis @FerdinandHaean2, Kamis (19/12/2019).

Ferdinand lalu membuat cuitan kedua yang memamerkan keberhasilan pemerintahan SBY.

"10 tahun lalu itu, adalah era dimana Indonesia menjadi negara yang disegani pemimpinnya, meningkat ekonominya, negara masuk deretan G20, utang IMF dilunasi, dan rakyat disubsidi. Masalah warisan diselesaikan satu persatu tanpa menyalahkan. Beda dengan sekarang, rakyat dibebani dengan pungutan," ungkapnya.

Kader Partai Demokrat ramai-ramai membela SBY soal Jiwasraya (Twitter)
Kader Partai Demokrat ramai-ramai membela SBY soal Jiwasraya (Twitter)

Kader Partai Demokrat lainnya sekaligus mantan anggota DPRD DKI Jakarta Taufiqurrahman juga membuat pembelaan untuk SBY di media sosial.

Baca Juga: Jaga Kondisi Liburan Nataru di Malioboro Personel Jogoboro Dilipatgandakan

"SBY selesai 2014, setelah itu anda yang jadi presiden pak Jokowi Yth, nah jadi selama 5 tahun dari 2014 anda menjabat ngapain aja? kok sedikit-sedikit bawa-bawa pemerintahan yang lalu?" kata Taufiqurrahman dalam cuitan yang dibagikan di jejaring Twitter pribadinya, Rabu (18/12/2019).

Serupa dengan Ferdinand, politikus Partai Demokrat Jansen Sitindaon juga membela Ketua Umum partainya.

Melalui akun Twitter pribadinya, Rabu (18/12/2019), Jansen mengatakan, "Jika ada masalah dan jadi perhatian publik selalu diseret mundur ke belakang. Seakan-akan mau cuci tangan masa SBY semua busuk, masa inilah yang paling benar. Soal Jiwasraya di masa ini kerusakannya juga tambah parah kok. Ayok kita benahi, bukan malah mantan direkrut jadi staf ahli".

Dalam kicauan berikutnya, Jansen kembali membela SBY. Ia menunjukkan angka pertumbuhan ekonomi di masa pemerintahan SBY.

"Pak SBY terus dituduh macam-macam. Nyatanya ekonomi tumbuh 6%. Yang katanya hebat mentok 5%! Yang diwariskan SBY kepda pemerintahan ini: APBN 1700 T; PDB 10.063 T; CADANGAN DEVISA: 111 Miliar US. Itu maka pemerintahan ini bisa kerja dengan GAYA. Coba bandingkan yang diwariskan kpd SBY tahun 2004!" ucap Jansen melalui akun Twitter @jansen_jsp.

Jansen Sitindaon membela SBY soal Jiwasraya (twitter @jansen_jsp)
Jansen Sitindaon membela SBY soal Jiwasraya (twitter @jansen_jsp)

Sebelumnya, Presiden Jokowi menyebut persoalan keuangan yang dialami Jiwasraya sudah terjadi lebih dari 10 tahun dan bukanlah masalah yang ringan.

"Problem ini dalam 3 tahun ini sebetulnya kita sudah tahu dan ingin menyelesaikan masalah ini tapi ini bukan masalah yang ringan," kata Presiden Jokowi dalam diskusi dengan wartawan di kota Balikpapan, Rabu (18/12/2019).

Sementara Manajemen PT Asuransi Jiwasraya (Persero) mengakui tidak akan sanggup membayar polis nasabah yang mencapai Rp 12,4 triliun yang jatuh tempo mulai Oktober-Desember 2019 (gagal bayar).

Kesulitan keuangan ini disebabkan kesalahan investasi yang dilakukan oleh manajemen lama Jiwasraya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI