MUI Desak KL Summit 2019 Kecam Penindasan Muslim Uighur di China

Jum'at, 20 Desember 2019 | 10:38 WIB
MUI Desak KL Summit 2019 Kecam Penindasan Muslim Uighur di China
Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas. (Suara.com/Stephanus Aranditio).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta pertemuan negara-negara Islam di Kuala Lumpur Summit 2019, Malaysia melahirkan peringatan keras terhadap penindasan yang dilakukan pemerintah Cina terhadap Muslim
Uighur.

Sekretaris Jenderal MUI Anwar Abbas mengatakan, penindasan yang dilakukan pemerintah Cina terhadap Muslim Uighur benar-benar tidak bisa diterima oleh umat muslim di seluruh dunia.

"MUI mengimbau para peserta pertemuan puncak negara-negara Islam di Kuala Lumpur atau KL Summit untuk bersikap tegas dan keras kepada pemerintah cina dan mendesak negara yang bersangkutan untuk sesegeranya menghentikan segala bentuk kekerasan yang dilakukannya terhadap muslim uighur dan memberikan kesempatan kepada rakyat dan atau Muslim Uighur untuk mendapatkan hak-haknya untuk beragama dan melaksanakan ajaran agamanya dengan baik ," kata Anwar Abbas saat dihubungi Suara.com, Kamis (19/12/2019).

Jika tidak, kata dia, pemerintah Cina akan menimbulkan masalah baru dalam skala global, terutama dengan negara-negara yang mayoritas beragama Islam.

Baca Juga: Bela Muslim Uighur, #BoikotProdukCinaSekarang Masuk Trending Topik

"Rakyat di setiap negara terutama umat Islam tentu akan meminta dan menuntut pemerintahnya untuk bersikap tegas terhadap pemerintah Cina termasuk Indonesia. Sehingga hal demikian akan sangat mengganggu bagi berjalannya pembangunan yang sedang mereka laksanakan," tegasnya.

Menurut Anwar, China sebagai sebuah negara memang berhak untuk mengatur negaranya sendiri, namun kewenangan negara tersebut jangan sampai menginjak-injak hak asasi rakyatnya terutama hak-hak dasar dari umat Islam.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI