Suara.com - Politikus Partai Hanura Inas Nasrullah menilai pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan soal PT Pertamina (Persero) sumber kekacauan justru dapat menyudutkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Pernyataan tersebut secara tidak langsung sama saja menyebut bahwa Jokowi tidak bisa membenahi Pertamina dalam lima tahun kepemimpinannya di periode pertama.
"Pernyataan Pak Luhut ini sama saja mendiskreditkan, memojokkan Pak Jokowi, seolah-olah lima tahun lalu, periode yang lalu Pak Jokowi gak bisa ngapa-ngapain. Pak Jokowi gak bisa men-drive anak buahnya untuk membenahi Pertamina, itu yang terjadi pada perkataan Pak Lihut," tutur Inas dalam diskusi publij di Restoran Pulau Dua, Jakarta, Kamis (19/12/2019).
Inas mengatakan, Luhut sebagai pembantu presiden dalam periode awal seharusnya dapat membantu Jokowi membenahi kekacauan Pertamina sebagaimana yang ia sebut, bukan malah sebaliknya hanya melempar pernyataan.
Baca Juga: Luhut Ngotot Pabrik Baterai Mobil Listrik Berproduksi 2023
"Lima tahun kalau dia (Luhut) menganggap Pak Jokowi gak bisa membenahi Pertamina untuk apa Pak Luhut jadi anak buahnya Pak Jokowi sekarang dan ngapain juga Pak Luhut selama lima tahun lalu kan gak jelas. Kalau mengatakan kekacauan di Pertamina, harusnya lima tahun sudah cukup waktu membenahi Pertamina," ujarnya.
Sebelumnya, dalam acara yang sama, Direktur Indonesian Resources Studies (IRESS) Marwan Batubara meminta Luhut melakukan klarifikasi atas pernyataannya yang menyebut bahwa Pertamina merupakan sumber kekacauan paling banyak.
Karena menjadi sumber kekacauan itu pula, Luhut menilai Pertamina butuh sosok seperti Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang kemudian ditunjuk sebagai Komisaris Utama Pertamina. Marwan yang merasa pernyataan Luhut tidak tepat, memint klarifikasi.
"Kami ingin minta klarifikasi ke Pak Luhut apa maksudnya itu jangan sampai nanti ada yang dikorbanin di Pertamina," kata Marwan.
Baca Juga: Luhut Klaim Darmawan Prasodjo Cocok Jabat Wakil Dirut PLN