Suara.com - Polri menyebut potensi konflik sosial yang dapat mengganggu keamanan dalam negeri kerap disebabkan oleh media sosial, terutama saat pemilihan umum digelar.
Kepala Badan Pemelihara Keamanan Kepolisian Negara Polri (Kabaharkam), Irjen Polisi Agus Andrianto mengungkapkan berdasarkan evaluasi Polri tahun 2018 hingga tahun 2019 ada puluhan konflik sosial yang terjadi menjelang baik dalam pemilu dan pilkada.
"Tahun 2018 terdapat 29 peristiwa konflik sosial, dan sampai dengan bulan Juli tahun 2019 telah terjadi 26 peristiwa konflik sosial yang salah satunya diakibatkan karena pengaruh media sosial," kata Agus dalam Seminar Nasional Strategi Manajemen Media di Era Disrupsi 4.0 untuk Indonesia Maju, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (19/12/2019).
Mantan Kapolda Sumatera Utara itu juga menilai kondisi tersebut saat ini semakin diperparah dengan perkembangan teknologi informasi.
Baca Juga: Membaca Pernyataan Bunuh Diri Teman di Media Sosial? Segera Lakukan Ini!
"Perkembangan teknologi informasi yang menampilkan kecepatan, kebebasan, keterbukaan informasi publik tanpa batas, dan tidak memperhatikan kaidah-kaidah atau norma-norma yang dijunjung tinggi oleh budaya bangsa Indonesia," ungkapnya.
Selain itu, Agus juga menyebut bahwa sabotase dan juga terorisme menjadi ancaman serius menjelang pesta demokrasi itu.
"Sabotase dan ancaman kejahatan terorisme juga berpotensi menjadi gangguan pada penyelenggaraan agenda nasional tersebut," tutup Agus.