Tim ASD berhasil mengambil tiga terabyte data dari jaringan ISIS, termasuk foto, video dan dokumen.
Bahkan back-up dari sistem mereka pun berhasil dihapus sehingga ISIS tak punya pilihan lain kecuali membangun kembali mesin propagandanya dari awal.
Pembumihangusan
Akibat serangan ini, menurut Ben Staughton, sudah tidak mungkin bagi anggota ISIS untuk masuk ke jaringan tersebut.
Baca Juga: Dipertemukan dengan Pemerkosanya, Eks Budak Seks ISIS Murka sampai Pingsan
"Ibarat pembumihangusan. Anda tidak punya akses lagi ke email, ke jaringan tertutup, ke kemampuan produksi media," jelasnya.
"Jadi, perangkat lunak yang akan Anda gunakan selama ini, tidak akan bisa Anda dapatkan kembali karena kami telah menghancurkan semuanya," kata Staughton.
Lydia Khalil dari Lowy Institute mengatakan ketika Operation Glowing Symphony menghancurkan mesin propaganda ISIS, kelompok teroris itu berusaha membangunnya kembali.
"Memang terlihat adanya perbedaan, tapi kita juga tidak melihat kehadiran online ISIS menghilang sepenuhnya," katanya.
ABC mengtehaui bahwa serangan siber lebih lanjut terhadap ISIS telah diluncurkan sejak Operation Glowing Symphony, tapi ASD menolak berkomentar.
Baca Juga: BNPT: Belum Ada Keputusan Pemerintah Pulangkan WNI Eks ISIS
Menurut Khalil, serangan yang tengah berlangsung itu telah membuat ISIS hancur.