Suara.com - Neneng (39) pemilik warung derek di Kampung Kebalen 7, RT 1 RW 4, Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan mengaku dapat meraup omzet hingga jutaan rupiah setiap hari.
Warung derek milik Neneng tersebut terletak di belakang gedung mewah dan hotel bintang lima, Gatot Soebroto, Jakarta Selatan.
Neneng menuturkan biasa berjualan sejak pukul 06.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB setiap harinya. Sebagian besar pembeli merupakan karyawan kantoran di sekitaran Jalan Gatot Subroto.
Untuk satu porsi nasi dengan lauk ayam, Neneng membandrolnya dengan harga Rp 13 ribu. Sedangkan untuk secangkir kopi Neneng menjual cukup dengan harga Rp 3 ribu.
Baca Juga: Belanja di Warung Ini Tak Perlu Bayar, Cukup Doakan Pemiliknya
"Saya enggak ngambil untung banyak-banyak yang penting laris. Itung-itung ibadah juga ya," kata Neneng saat ditemui di lokasi.
Neneng mengaku setiap harinya dapat meraup omzet sekitar Rp 1 juta. Sedangkan, jika warungnya tengah ramai mampu meraup omzet hingga Rp 1,5 juta.
"Kalau dulu 2 juta dapat, sekarang 1 juta kalau ramai bisa 1,5 juta," ujarnya.
Menurut penuturan Neneng, dirinya telah berjualan sejak tahun 2014 silam. Namun, ketika itu, dirinya belum menerapkan konsep warung derek seperti kekinian.
"Saya dagang udeh dari 2014, dari sebelum gedung ini dibangun masih banyak proyek. Awalnya ada jembatan enggak lewat tali begini," ungkapnya.
Baca Juga: Melihat Keseruan Festival Gerakan Warung Nasional
Kemudian, sekitar tahun 2017 jembatan yang menghubungi antara warung miliknya dengan Jalan Gatot Subroto akhirnya digusur akibat adanya pembangunan hotel bintang lima.
Hingga akhirnya Neneng pun harus memutar otak untuk mencari jalan keluar agar warungnya itu tidak sepi pengunjung.
Untuk diketahui, video aksi penjual warung derek yang mengirim makanan dan minuman menggunakan ember dan tali untuk melintasi sungai viral di media sosial.
Banyak warga net yang memuji kreatifitas sang pemilik warung. Neneng merupakan satu dari enam pemilik warung derek di sekitar Mampang Prapatan.