Museum Pendidikan Surabaya, Dinamika Pendidikan dari Masa ke Masa

Museum Pendidikan menjadi kado Hari Guru yang sangat istimewa.
Pengunjung yang datang ke Museum Pendidikan, akan dibawa ke dalam nuansa vintage. Mulai dari alat tulis, alat hitung, ijazah, serta surat-surat penting yang masih menggunakan ejaan lama, semuanya dipamerkan di sini.
Ada pula ruang khusus yang disetting sedemikian rupa untuk menggambarkan suasana ruang kelas pada zaman dahulu. Museum Pendidikan memiliki luas 1.452 meter persegi.
Pengunjung dapat mengakses museum secara gratis setiap Selasa hingga Minggu mulai pukul 08.00 sampai 16.00. Sementara khusus hari Senin, Museum Pendidikan tutup.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya, Antiek Sugiharti mengatakan, aset bangunan gedung yang dibangun pada 1925-1930 ini sebelumnya merupakan milik Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Bangunan itu dulunya dimanfaatkan sebagai sekolah rakyat pertama di era kolonial, yakni Sekolah Taman Siswa Surabaya.
Baca Juga: Bocoran Kurikulum Baru, Mata Pelajaran AI dan Coding Hadir di SD dan SMP Indonesia?
Namun kemudian, Kementerian Keuangan Republik Indonesia menyerahkan lahan tersebut kepada Pemerintah Kota Surabaya yang lantas dimanfaatkan sebagai Museum Pendidikan.
Antiek mengakui, ke depan penyempurnaan Museum Pendidikan akan terus dilakukan. Disamping itu, pihaknya juga bakal terus menambah koleksi museum. Bahkan, sebelumnya, beberapa komunitas sejarah juga menghibahkan beberapa koleksi benda sejarah mereka untuk dipajang di Museum Pendidikan.
