Di samping pemberdayaan untuk warga terdampak penutupan eks lokalisasi, zzRisma juga memiliki program lain untuk menekan angka kemiskinan di Kota Pahlawan, yaitu memberdayakan ibu-ibu rumah tangga yang biasa disebut Pahlawan Ekonomi (PE). Menurutnya, pada tahun 2010 angka kemiskinan sekitar lebih dari 20 persen.
Di program tersebut, para ibu rumah tangga diajarkan menjadi pengusaha dan menjadi pahlawan bagi keluarga mereka masing-masing. Banyak sekali tahapan pelatihan yang diberikan di program itu, mulai dari pelatihan pembuatan produk, cara pengemasan (packaging), sampai pemasaran dengan memanfaatkan arus digital. “Dimulai dengan hanya 89 grup di tahun 2010, sekarang kami memiliki lebih dari 11 ribu kelompok usaha kecil dan menengah yang dikelola oleh perempuan,” imbuhnya.
Dorong Kerjasama dengan Gaziantep
Sementara itu, Presiden Erdogan dalam sambutannya langsung memuji Risma. Bahkan, dia menyebut Risma sebagai perempuan inspiratif. "Perempuan-perempuan inspiratif seperti Risma dari Surabaya, Indonesia, menambah keyakinan kita bahwa perempuan harus dilibatkan dan diajak bicara dalam proses pembangunan,” katanya.
Baca Juga: Reino Barack Senang Berat Badan Syahrini Naik Hingga 6 Kilogram
Forum internasional ini digelar sebagai upaya Presiden Erdogan untuk mengarusutamakan peran perempuan di berbagai sektor, termasuk dalam politik. Saat ini, dari 600 anggota parlemen Turki, hanya 103 orang perempuan. Dari 1.389 wali kota, hanya sekitar 3 persen wali kota perempuan. Pada masa kepemimpinan Presiden Erdogan, terjadi peningkatan signifikan jumlah perempuan yang aktif di ranah publik, meskipun disadari jumlahnya masih jauh dari harapan.
Selain menjadi pembicara, saat itu Risma juga menandatangani letter of interest (LOI) atau perjanjian minat dengan Pemerintah Kota Gaziantep, Turki. Komitmen kerjasama itu ditandatangani langsung oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan Wali Kota Gaziantep Fatma Sahin, serta disaksikan langsung oleh Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.
Kerjasama itu meliputi tiga bidang, yaitu bidang promosi budaya dan pariwisata, pengembangan ekonomi kreatif serta pengembangan kapasitas sumber daya manusia. Ketiga bidang itu dipilih lantaran Surabaya dan Kota Gaziantop memiliki banyak kesamaan, salah satunya memiliki kesamaan mengembangkan ekonomi lokal melalui usaha mikro kecil dan menengah. (Adv).