Suara.com - Kelompok teroris yang bersembunyi di hutan-hutan Kabupaten Poso dan Parigi Moutong, menyerang personel gabungan Operasi Tinombala, seusai Salat Jumat (13/12) kemarin, sekitar pukul 12.30 WITA.
Serangan bersenjata itu menyebabkan seorang personel polisi meninggal dunia.
Operasi Tinombala yang melibatkan personel Polri dan TNI hingga saat ini terus melakukan kegiatan untuk mengejar sisa-sisa pelaku teror dari anggota Mujahiddin Indonesia Timur (MIT).
"Masih ada sembilan orang DPO pelaku teror yang sedang dikejar Tim Operasi Tinombala," kata Kapolda Sulteng Irjen Lukman Wahyu Hariyanto, beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Mau Gabung Ali Kalora, 3 Terduga Teroris di Sulteng Ditangkap
Bharatu Saiful, anggota Satuan Brimob Polda Sulteng meninggal dunia setelah mengalami luka tembak di bagian leher belakang (pundak) dan perut dalam kejadian tersebut.
''Bagian sini (sambil menunjuk pundak) dan satu di perut,'' ujar Kapolda Sulteng Irjen Lukman Wahyu Hariyanto, saat berada di Rumah Sakit Bhayangkara Palu, Sabtu (14/12/2019) dini hari.
Kapolda Sulteng memastikan, pelaku insiden serangan tersebut merupakan kelompok sipil bersenjata yang selama ini diburu oleh pihak kepolisian, yakni dari kelompok Mujahidin Indonesia Timur.
Menurutnya, pada saat kejadian, sempat terjadi baku tembak antara aparat dari Satuan Tugas Tinombala dan sejumlah terduga teroris.
Namun, jarak antara pos dan masjid yang relatif jauh membuat kelompok tersebut berhasil melarikan diri.
Baca Juga: Ini Harapan Istri Pimpinan Teroris Poso Ali Kalora Jelang Kemerdekaan RI
''Jaraknya antara masjid itu kurang 400 meter ya, akhirnya anggota juga baku tembak, diberondong mereka lari. Pasti Ali Kalora,'' kata dia.
Setelah insiden penyerangan terduga teroris itu, aparat kepolisian telah memperkuat tim di lokasi kejadian.
"Mohon doanya, saya juga sedih. Semoga husnul khotimah,'' kata dia.