Muhammadiyah Bantah Disuap China untuk Bungkam soal Uighur

Jum'at, 13 Desember 2019 | 10:50 WIB
Muhammadiyah Bantah Disuap China untuk Bungkam soal Uighur
Sejumlah masyarakat Pembela Tauhid menggelar aksi solidaritas terhadap Muslim Uighur di Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di Bundaran HI, Jakarta Pusat, Minggu (23/11).[Suara.com/Fakhri Hermansyah]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Anwar Abbas menolak tuduhan pemberitaan asing soal ormas Islam yang disuap China agar bungkam soal isu hak asasi manusia etnis Uighur.

"Apakah dengan mengundang tokoh-tokoh dari ketiga ormas ke Uighur China lalu ketiga ormas itu akan melemah kepada pemerintah China? Tidak," kata Anwar kepada wartawan di Jakarta, Jumat (13/12/2019).

Dia merinci tiga ormas dimaksud adalah Majelis Ulama Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.

"China menyuap MUI, NU dan Muhammadiyah? Bagaimana caranya mereka menyuap ketiga organisasi tersebut," katanya.

Baca Juga: Hapus Konten soal Kamp Tahanan Uighur di China, TikTok Minta Maaf

Anwar yang juga sekretaris jenderal MUI mengatakan sikap ormas-ormas islam itu sudah jelas yaitu "amar ma'ruf nahi munkar" atau mengajak kebaikan dan mencegah kemungkaran.

Jika tindakan pemerintah China itu baik, kata dia, tentu didukung. Tapi jika zalim kepada rakyat Uighur maka sikap dari ormas Islam sudah jelas.

"Kita tidak akan membiarkan praktik kezaliman itu ada," kata dia.

Oleh karena itu, Anwar mengutuk sikap dan tindakan pemerintah China terhadap umat Islam Uighur. Hal itu juga berlaku bagi Amerika Serikat yang zalim terhadap rakyat Afghanistan dan Palestina.

MUI dan Muhammadiyah, kata dia, cinta damai dan keadilan. Maka, meskipun seribu kali pemerintah China mengundang MUI dan Muhammadiyah untuk datang ke China sikap terhadap Uighur tidak akan berubah.

Baca Juga: Gadis Tutorial Make Up sambil Cerita Muslim Uighur, Akunnya Diblokir

"Maka selama pemerintah China tidak bisa menghormati hak-hak beragama dari rakyat Uighur maka MUI dan Muhammadiyah akan tetap bersuara dengan lantang melawannya," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI