Suara.com - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta pimpinan partai politik di Indonesia untuk tidak terburu-buru memikirkan Pilpres 2024. Ini dikarenakan pesta demmokrasi tersebut masih lima tahun lagi.
Menurut SBY pola pikir tersebut tidak etis, mengingat pemerintahan kedua Presiden Jokowi baru saja dimulai. SBY berujar seharusnya para politisi malu kepada rakyat jika hanya memikirkan soal kekuasaan yang masih jauh di depan mata.
“Pemilihan umum sebuah kontestasi politik untuk sebuah kekuasaan telah usai. Sementara, pemilu mendatang masih jauh, 5 tahun lagi. Tak baik dan malu kepada rakyat, kalau saat ini kita memulai lagi kontestasi baru. Apalagi jika semangat dan nafsunya adalah untuk mendapatkan kekuasaan di tahun 2024,” kata SBY dalam pidato refleksi pergantian tahun 2019 di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (11/12/2019).
“Juga tidak etis karena pemerintahan Presiden Jokowi yang kedua, baru mulai melaksanakan tugasnya. Mari hormati pemerintah kita, dan tentunya rakyat kita,” sambung SBY.
Baca Juga: Selain Museum SBY Ani, 6 Bangunan Ini Dibangun Atas Nama Cinta
Seharusnya kata SBY, harus lebih mengutamakan hubungan antarkekuatan politik yang lebih damai dan menyatukan, ketimbang terus-menerus membangun suasana permusuhan dan memecah belah.
“Hubungan yang bernuansa kawan dan lawan harus kita ganti dengan hubungan antar mitra. Kemitraan untuk membangun bangsa. Kemitraan dan kebersamaan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi rakyat," kata dia.
"Rakyat menghormati negara dan pemimpinnya. Negara dan pemimpin sabar dan mengayomi rakyat dengan adil dan penuh rasa kasih sayang. Bersatu kita teguh. Bersama kita lebih kuat. Together we are stronger,” SBY menambahkan.