“Umur saya sudah 33 atau 34, saya benar-benar ingin dikenal sebagai orang apa ya? Saya inginnya unik, tidak mau sama dengan orang. Saya ingin jadikan ini sebagai profesi sampai tua, saya ingin dikenal sebagai perias jenazah,” kata Alief.
Maraton Kebaikan menjadi pintu Elsa untuk mengajak orang lain untuk bergabung dengannya. Ke depan dia ingin mengumpulkan donasi untuk membuat rumah duka sampai mobil jenazah. Semua itu untuk orang-orang yang tidak mampu di akhir hayatnya.
"Mungkin kalau ada orang mampu yang bingung punya banyak uang, tapi mau dikemanakan, bisa disalurkan ke tempat itu (rumah duka Maraton Kebaikan)," kata Elsa.
(Fransiska Ditha)
Baca Juga: FACE OF JAKARTA: Peramal Masa Depan, Nasib di Atas Garis Tangan