Suara.com - Kapolri Jenderal Idham Azis menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (9/12/2019) kemarin sore.
Pertemuan yang berlangsung secara tertutup itu dilakukan guna membahas laporan penanganan kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Argo Yuwono menyebut, Idham dalam hal ini menyampaikan ihwal kerja tim yang telah dibentuk guna mengungkap kasus ini.
Argo menyebut, pihak penyidik masih bekerja guna mencari pelaku penyiraman tersebut.
Baca Juga: Peringati hari HAM, Mahasiswa Jogja Tuntut Penuntasan Kasus Novel Baswedan
"Tentunya bapak Kapolri melaporkan ke bapak Presiden sejauh mana tim yang telah dibentuk untuk mengungkap melakukan penyelidikan dan penyidikan berkaitan dengan kasus tersebut. Prinsipnya bahwa penyidik serius bekerja dan penyidik bekerja dengan keras untuk berupaya mencari siapa pelakunya," kata Argo di Mabes Polri, Selasa (10/12/2019).
Argo menyebut, penyelidikan kasus tersebut menggunakan dua metode, yakni induktif dan deduktif. Sejauh ini, polisi telah melakukan penyisiran tempat kejadian perkara hingga memeriksa 73 saksi.
"Induktif sudah dilakukan dari mulai TKP dari sana sudah menyisir kita sudah mendapatkan 73 saksi," katanya.
Selain itu, penyidik juga telah mengirim rekaman kamera CCTV sebagai bahan perbandingan ke Australia. Argo juga menyebut, pihaknya telah menyebar sketsa wajah pelaku.
"Tentunya kami sudah mengirimkan CCTV ke luar negeri sebagai pembanding di Australia dan juga beberapa dilakukan skesta wajah sudah kami buat dan sudah disebarkan. Tentunya, tentunya partisipasi masyarakat yang kami tunggu tentunya. Kami sudah membuat beberapa saluran informasi yang akan kami terima dari masyarakat," papar Argo.
Baca Juga: Jokowi: Kasus Penyiraman Novel Baswedan Diumumkan dalam Hitungan Hari
Sebelumnya, kedatangan Idham menemui Jokowi untuk menyampaikan laporan penanganan kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan. Namun setelah bertemu Jokowi Idham tidak melewati pintu yang biasa dilalui para menteri keluar dan masuk Istana Kepresidenan.