Bongkar Anggaran Dilaporkan ke BK, Gun Romli: Konspirasi Jahat Bungkam PSI

Senin, 09 Desember 2019 | 12:51 WIB
Bongkar Anggaran Dilaporkan ke BK, Gun Romli: Konspirasi Jahat Bungkam PSI
Politisi PSI yang juga Anggota Gerakan Kebangkitan Nusantara (GATARA), Guntur Romli. (Suara.com/Ria Rizki)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Mohamad Guntur Romli menyesalkan nasib dua anggota DPRD DKI Jakarta dari fraksi partainya yakni William Aditya Sarana dan Anthony Winza yang dilaporkan ke Badan Kehormatan (BK) usai membongkar anggaran janggal.

Guntur Romli menilai hal itu sebagai bentuk konspirasi jahat terhadap PSI. Ia merasa, tak sepantasnya kedua kader PSI yang membongkar pembelian Lem Aibon Rp 82,8 miliar dan pengadaan komputer Rp 123,9 miliar dilaporkan ke BK setelah memperjuangkan transparansi anggaran Pemprov DKI.

Pernyataan tersebut disampaikan melalui cuitan di jejaring Twitter pribadinya @GunRomli, Senin (9/12/2019).

"Konspirasi jahat membungkam Fraksi PSI yang kritis. William @willsarana bongkar skandal lem aibon dilaporkan ke BK. Anthony @p_winza bongkar skandal komputer dilaporkan ke BK. Inilah konspirasi jahat membungkam anggota DPRD @PSI_Jakarta," cuit Guntur Romli.

Baca Juga: Curahan Hati Pramugari Senior Garuda: Kerja Bagai Robot

Untuk mendukung pendapatnya, Guntur Romli juga membagikan karikatur karya Permaswari Wardani atau @imascogan yang menampilkan gambar William Aditya dan Anthony Winza. Keduanya didudukkan di atas kursi dengan kondisi mulut terbungkam dan badan terikat tali.

Cuitan Guntur Romli soal dua kader PSI dilaporkan ke BK. (Twitter/@GunRomli)
Cuitan Guntur Romli soal dua kader PSI dilaporkan ke BK. (Twitter/@GunRomli)

Untuk diketahui, seorang warga Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara bernama Sugiyanto melaporkan William Aditya Sarana ke Badan BK DPRD DKI. Alasannya karena tindakan William yang membuka anggaran janggal Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI seperti lem Aibon senilai Rp 82 miliar.

Menurut Sugiyanto, William telah melanggar aturan karena membuka draf anggaran itu bukan saat forum resmi, melainkan lewat jumpa pers dan media sosial. Tindakan itu, kata Sugiyanto, juga merugikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Nasib serupa juga dialami oleh Anthony Winza. Ia mendapat protes dari anggota fraksi PDI Perjuangan di komisi C, Cinta Mega usai mengungkap anggaran janggal pengadaan komputer Rp 128,9 miliar dalam rapat pembahasan RAPBD DKI bersama BPRD, Kamis lalu.

Mega menuding Anthony sengaja menyebar materi rapat ke awak media. Namun Anthony membantah tudingan tersebut lantaran mengklaim rapat dilakukan secara terbuka.

Baca Juga: Jokowi Tak Penuhi Undangan KPK Peringati Hari Antikorupsi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI