Tepat pada pukul 21.46 malam, tim medis kembali mencoba untuk memulihkan Audrey. Sebuah mukjizat yang tak disangka-sangka hadirnya, jantung Audrey mulai berdetak sendiri.
Beruntung, setelah sempat dibius selama 48 jam untuk pemindaian seluruh tubuh, berselang tiga hari Audrey dapat berbicara dan bangun.
Beruntungnya lagi, Audrey tidak mengalami kerusakan otak meski jantungnya sempat berhenti lama.
Faktor yang menyelamatkan jiwa Audrey bukan lain adalah penyakit hipotermia akut itu senditi.
Baca Juga: Dua Pendaki Gunung Klabat yang Cedera Dievakuasi Basarnas
"Hipotermia memang nyaris menyebabkan Audrey meninggal dunia, namun pada saat yang bersamaan penyakit ini menyelamatkan nyawanya," sebut Argudo sang dokter.
"Jika Audrey menderota serangan jantung dalam jangka waktu lama dan suhu normal, kita dapat memastikan kematiannya.Tetapi dengan mengalami hipotermia parah, wannita ini punya pulang untuk selamat," tutup sang dokter.