Suara.com - Anggota DPR RI Fadli Zon mengaku prihatin atas adanya ancaman kriminalisasi terhadap pengamat politik Rocky Gerung karena mengkritik Presiden.
Menurutnya hal tersebut menjadi bukti rendahnya mutu peradaban politik yang ada di tanah air.
Fadli menilai kalau sebuah kritik kepada presiden itu hal biasa dan mestinya diterima baik oleh masyarakat yang menganut demokrasi. Lagipula Fadli membela bahwa apa yang dilakukan Rocky itu bukanlah menghina.
"Pernyataan Rocky di acara ILC, di mana saya turut hadir sebagai salah satu narasumber, berisi kritik, bukan penghinaan," kata Fadli melalui akun Instagramnya @fadlizon pada Sabtu (7/12/2019).
Baca Juga: Tak Ditunjuk Prabowo Jadi Jubir Gerindra, Fadli Zon: Saya Jubir Rakyat!
Fadli memaparkan apabila Rocky mengatakan presiden tidak paham pancasila, artinya ialah Rocky tengah beretorika. Retorika dijelaskannya sebagai bunga bahasa atau seni berbicara.
Retorika sendiri menurut Fadli dibutuhkan di ruang publik politik. Ia pun membayangkan apabila ruang publik itu hanya diisi oleh orang yang berbicara terus terang guna membela kepentingan dan pikirannya.
"Mungkin ruang publik kita isinya hanya makian dan sumpah serapah saja," ujarnya.
"Tapi, untunglah ada retorika. Ini adalah sejenis peredam untuk memperkecil potensi benturan. Itu sebabnya setiap upaya untuk menyeret retorika ke hadapan pengadilan harus dikecam," tandasnya.
Sebelumnya, Rocky Gerung menyebut presiden tidak mengerti Pancasila. Menurutnya, jika Presiden paham maka tidak akan melanggar sila-sila di Pancasila.
Baca Juga: Dikenal Vokal, Prabowo Tak Libatkan Fadli Zon Jadi Jubir Gerindra
Pernyataan ini disampaikannya saat hadir di acara ILC TV One bertajuk "Maju Mundur Izin FPI" yang tayang pada Selasa (3/12/2019) malam.