Media Prancis mengatakan, pemogokan itu bisa berlangsung selama beberapa hari. Aksi mogok massal besar yang pernah digelar tahun 1995 melumpuhkan Prancis selama berminggu-minggu. Pemerintahan saat itu akhirnya membatalkan agenda kebijakan yang menyulut protes.
Presiden Emmanuel Macron berencana mereformasi sistem pensiun karena terlalu mahal dan dinilainya "tidak adil".
Saat ini memang ada bermacam-macam sistem pensiun di Prancis. Usia masuk pensiun bervariasi dari 55 tahun sampai 62 tahun.
Presiden Macron ingin sistem pensiun yang "universal", yang merupakan salah satu janji utamanya dalam kampanye.
Baca Juga: Bantah Sakit, Presiden Prancis Emmanuel Macron: Jangan Khawatir
Namun serikat pekerja mengatakan, reformasi yang diusulkan akan memaksa jutaan pekerja di sektor swasta untuk bekerja lebih lama di atas 62 tahun sampai bisa menerima pensiun penuh.
"Semua orang menahan nafas"
"Momen kebenaran bagi Macron," tulis harian Le Monde dalam edisi hari Kamis (5/12). "Hari-hari berikutnya adalah ujian yang menentukan bagi kepala negara."
Emmanuel Macron yang ingin mencalonkan diri lagi sebagai presiden sedang menyiapkan berbagai langkah reformasi.
Reformasi sistem pensiun hanyalah salah satu isu kontroversial di samping berbagai agebnda kebijakan yang lebih sulit yang akan dilaksanakan dalam beberapa bulan mendatang.
Baca Juga: Potret 'Kemesraan' Macron & Presiden Kroasia di Piala Dunia 2018
Beberapa bulan lalu, gerakan protes "rompi kuning" yang kadang-kadang berubah menjadi kekerasan sempat menggoyang Prancis selama beberapa minggu dan berkembang menjadi gerakan anti pemerintah. Kebijakan pemerintahan Emmanuel Macron sering dipandang "pro orang kaya".