Suara.com - Konflik harimau dengan manusia kembali terjadi dan memakan korban. Kali ini seorang petani kopi di Desa Tebet Benawa, Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan (Sumsel) tewas dalam kondisi mengenaskan pada Kamis (5/12/2019) sore.
Pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumsel menjelaskan korban tewas tersebut diketahui bernama Yudiansah Harianto alias Yanto (39). Dia ditemukan sekitar 200 meter dari lokasi terjadinya serangan harimau yang sebelumnya dialami seorang warga Marta (24).
"Informasi yang kami dapatkan lokasinya 12 kilometer dari pemukiman, sehingga diduga kuat masih dalam kawasan hutan indung yang menjadi habitatnya harimau," ujar Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Lahat BKSDA Sumsel Martialis Puspito seperti diberitakan Antara pada Jumat (6/12/2019).
Penemuan korban bermula dari warga yang melihat seekor harimau dengan mulut berlumuran bekas darah, saat ditelusuri ternyata warga menemukan beberapa potongan tubuh yang diduga kuat milik Yanto.
Baca Juga: Petani Kopi di Lahat Tewas Diterkam Harimau
Warga kemudian melaporkan pada pihak terkait, lalu 100 personel gabungan TNI, polisi, BKSDA, dan masyarakat mengevakuasi jenazah korban dengan bekal peralatan khusus.
"Warga sudah diimbau untuk tidak memasuki kawasan hutan lindung sementara waktu, Wali Kota Pagaralam juga sudah menghimbau agar warga tidak berkebun sampai kondusif," tambah Martialis.
Sebelum ditemukan meninggal, korban sempat dilaporkan tidak pulang dari kebun kopinya sejak Senin (2/12/2019). Warga yang mencoba menyusul ke kebun tidak menemukannya, tetapi justru menemukan petani lain, Marta (24) diserang harimau, beruntung ia hanya menderita luka pada bagian kaki.
Tewasnya Yanto hanya berselang dua pekan dari petani lain, Kuswanto (58) yang juga tewas akibat serangan harimau di Desa Pulau Panas Kabupaten Lahat pada Minggu (17/11/2019).
Baca Juga: Teror Harimau Sumatera di Pasaman, Dalam Sepekan 4 Kambing Hilang Dimangsa