Beberapa perempuan yang sebelumnya sudah berbicara dengan polisi kemudian menolak memberikan kesaksikan di pengadilan karena mereka diancam atau disuap untuk tidak berbicara.
Beberapa pejabat senior Pakistan mengatakan peyelidikan mengenai perdagangan manusia ke China sekarang menurun, dan para penyelidik juga merasa frustrasi.
Media Pakistan juga disebutkan ditekan untuk menulis laporan mengenai perdagangan manusia. Beberapa pejabat juga tidak mau menyebut namanya ketika berbicara dengan AP karena takut.
"Tidak seorang pun yang melakukan sesuatu untuk membantu para wanita tersebut."
Baca Juga: Lagi Jualan Jilbab, WNA Asal Pakistan Ditangkap Petugas Imigrasi Agam
"Perdagangan manusia ini terus berlanjut dan semakin membesar. Mengapa? Karena mereka tahu mereka tidak akan diselidiki."
"Pemerintah tidak mau melakuka penyelidikan mendalam, semua orang ditekan untuk tidak menyelidiki. Perdagangan meningkat sekarang."
Salah seorang pejabat itu mengatakan mau berbicara 'karena hati nuraninya terganggu.
"Dimana rasa kemanusiaan kita?" katanya.
Di China saat ini ada 34 juta lebih banyak laki-laki dibandingkan perempuan, karena adanya kebijakan satu anak yang dilakukan negeri itu selama 35 tahun yang baru diakhiri tahun 2015.
Baca Juga: Ada Penumpang Masak Sarapan, Kereta di Pakistan Terbakar Tewaskan 70 Orang
Juga banyak keluarga yang mementingkan anak laki-laki dibandingkan perempuan, sehingga sekarang perdagangan untuk membawa perempuan dari luar China meningkat.