Cerita Haru Pertemuan Ibu dan Anak Palestina Usai Berpisah 20 Tahun

Bangun Santoso Suara.Com
Kamis, 05 Desember 2019 | 09:31 WIB
Cerita Haru Pertemuan Ibu dan Anak Palestina Usai Berpisah 20 Tahun
Sebagai ilustrasi: Puluhan polisi Israel pada Senin (29/7) memanggil anak Palestina yang berumur empat tahun untuk diinterogasi di wilayah pendudukan Jerusalem. [WAFA]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wartawan Palestina Amjad Yaghi baru berusia sembilan tahun ketika sang ibu meninggalkan Jalur Gaza ke Mesir untuk mendapatkan perawatan medis. Namun setelah berpisah selama 20 tahun, akhirnya mereka bertemu kembali pekan ini.

Setekah kepergiannya dari Gaza pada 1999, ibu Yaghi, Nevine Zouheir, tidak dapat kembali ke Gaza lantaran sakit tulang belakang yang diderita, yang mengharuskannya menjalankan operasi.

Meski telah berupaya 14 kali untuk melihatnya, Yaghi tidak bisa keluar dari Gaza karena kelompok Hamas mengambil kendali wilayah tersebut pada 2007 dan Israel dan juga Mesir memberlakukan blokade yang mencakup pembatasan perjalanan.

Yaghi diundang untuk menghadiri konferensi di luar negeri, namun ia menerima izin perjalanan hanya setelah acara tersebut selesai, membuatnya tak memiliki alasan yang tepat untuk menyeberangi perbatasan.

Baca Juga: Politikus Sosialis Keturunan Palestina di Jerman Diancam Dibunuh Neo Nazi

Hingga akhirnya kini di Yaghi diberikan visa untuk memasuki Mesir melalui Jordania dan ia pun menuju apartemen ibunya di Kota Nile Delta, Benha pada Senin.

Saat sang ibu melihatnya dari balkon, ia pun meneriakkan nama putranya itu. Zouheir bergegas turun untuk memeluk anaknya dan mereka saling berpegangan erat melepas rindu.

"Begitu sulit, mengetahui kamu bisa meninggal tanpa mewujudkan impianmu, tanpa melihat keluargamu yakni ibumu," kata Yaghi, yang mengalami luka akibat konflik bersenjata dengan Israel pada 2009.

"Di setiap situasi, kamu membutuhkan seorang ibu. Memang, saya berusia 29 tahun. Tetapi saya membutuhkan ibu di samping saya," katanya.

"Saya memiliki saudara yang semuanya hebat, tetapi seorang ibu penting di sebuah negara yang hidup di bawah pendudukan."

Baca Juga: Dipimpin Imam dari Palestina, Massa Reuni 212 Salat Tahajud di Monas

Terkait masalah keamanan, Israel menjaga ketat kontrol terhadap pergerakan warga Palestina di dalam dan di luar Jalur Gaza, yang dirampas oleh Israel dalam Perang Timur Tegah 1967.

Mesir hanya sesekali membuka perbatasan di kota Rafah untuk memperbolehkan orang-orang tertentu melintas, seperti pemegang paspor asing, pelajar dan mereka yang membutuhkan perawatan medis. (Antara/Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI