Mahfud MD: Saya Gak Pernah Tertarik Omongan Rocky Gerung

Rabu, 04 Desember 2019 | 19:53 WIB
Mahfud MD: Saya Gak Pernah Tertarik Omongan Rocky Gerung
Rocky Gerung. (Suara.com/Novian)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD mengaku malas menggubris pernyataan pengamat politik Rocky Gerung yang menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak memahami Pancasila.

Alasannya, Rocky mengaku tak tertarik dengan omongan Rocky yang disampaikan saat menjadi narasumber di acara salah satu televisi tersebut.

"Saya enggak pernah tertarik omongannya Rocky Gerung. Enggak tahu saya," ujar Mahfud di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (4/12/2019).

Ketika ditanya apakah pernyataan Rocky sudah masuk dalam unsur penghinaan kepada Kepala Negara, Mahfud tak berkomentar. Alasannya, PDI Perjuangan sudah menyatakan sikap atas tuduhan Rocky kepada Jokowi.

Baca Juga: Pelaku Penyerangan Novel Belum Terungkap, Mahfud MD: Polri yang Nangani

"Kan PDIP sudah bersikap," katanya.

Sebelumnya, Rocky Gerung menyebut presiden tidak mengerti Pancasila. Menurutnya, jika Presiden paham maka tidak akan melanggar sila-sila di Pancasila.

Pernyataan ini disampaikannya saat hadir di acara ILC TV One bertajuk "Maju Mundur Izin FPI" yang tayang pada Selasa (3/12/2019) malam.

Rocky Gerung awalnya berbicara tentang ormas. Ia mengatakan bahwa ada banyak logika yang kacau disampaikan ke publik terkait polemik perpanjangan izin FPI ini.

"Kalau dia ormas, memang dia musti berbeda dengan pemerintah. Kalau ormas sama dengan pemerintah ya namanya orneg, organisasi negara," ucapnya

Baca Juga: Menkopolhukam Mahfud MD: Tanpa SKT, FPI Boleh Jalan Kok

Menurut Rocky, "kita enggak tahu sebetulnya apa dalil pertama bernegara."

Ia juga menyebut dirinya tidak Pancasila-is, tapi tidak anti Pancasila. Karena menurutnya, tidak masuk akal Pancasila dijadikan ideologi negara.

"Negara itu barang abstrak, benda mati pula, yang berideologi itu orang individu dengan keyakinan hidup. Jadi negara yang berideologi itu dua kali ngaco. Saya terangkan ini dalam rangka pikiran, bukan politik," tuturnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI