Para aktivis datang dari berbagai kota seperti Dunedin, Christchurch dan Auckland, untuk memprotes pelanggaran HAM dan mendukung kemerdekaan Papua dari Indonesia.
Menurut salah satu pelaksana kegiatan ini Jeremy Simons, meskipun kebanyakan warga Selandia Baru tak tahu mengenai perjuangan rakyat Papua, namun kalau diberitahu umumnya mereka mendukung.
Sejumlah aktivis organisasi ini, katanya, mendapatkan ancaman online karena menunjukkan dukungan mereka bagi perjuangan rakyat Papua.
"Tentu saja kami prihatin, karena selama bertahun-tahun belum pernah ada aktivis Kiwi yang mendapat ancaman," kata Simons seperti dikutip media RNZ, Minggu (1/12/2019).
Baca Juga: Empat Mahasiswa Papua Ditangkap di Gereja, Bawa Bintang Kejora Saat Ibadah
Dia menyebutkan bahwa warga Papua yang berada di Selandia Baru juga mendukung aksi ini, namun tak berani muncul karena khawatir dengan keselamatan keluarga mereka di Papua.
Aksi pengibaran Bintang Kejora kemarin terpantau terjadi di Fiji. Selain itu, juga beberapa kota di Inggris, Belgia, dan Swedia.
Sementara untuk di Papua sendiri, aktivis HAM yang Veronica Koman yang kini berdiam di Australia mengunggah di akun medsosnya sejumlah rekaman yang menunjukkan adanya kegiatan terkait Bintang Kejora.
Di salah satu gereja di Jayapura misalnya, sejumlah mahasiswa berpakaian adat Papau yang membawa bendera Bintang Kejora tampak ikut mendapat roti sakramen dari Pastor yang memimpin kebaktian di gereja tersebut.
Paling tidak ada tiga orang mahasiswa yang tampak dalam video yang dibagikan melalui akun Twitter Veronica Koman.
Baca Juga: Jelang 1 Desember, Bintang Kejora Berkibar di Balai Kota Australia
Namun, beberapa komentar terhadap video ini mempertanyakan mengapa mereka yang telah menerima hosti di barisan sebelah kanan, justru berbelok ke sebelah kiri.