Saya sih disitu kalau logika berpikirnya seperti itu ya okelah, boleh. Cuma kalau misalnya, kalau dari tiket aja itu gak mungkin lah itung-itungannya bsia balik modal segitu, nah kalau kita bayangkan nih ruang-ruang seni itu tiba-tiba harus berbayar semua, dengan nilai yang tidak karuan, misalnya kita nonton teater tiba-tiba teater koma harganya jadi Rp 3 juta-Rp 4 juta ya siapa gitukan? Itu megorbankan banyak pihak, ya senimannya sendiri, ya kayak gitu kan aneh, menjadi gak wajar logikanya, makanya harus dijaga kenormalannya di ruang-ruang seni, dijaga kenormalan secara harga segala macam dan juga sewa.
Bayangkan kalau seniman mau sewa nanti, misalnya gedung teater atau apa harga yang melunjak ya siapa juga yang masuk? Ya mungkin salah satu solusinya harus dicari mekanisme untuk pengembalian modal ya salah satunya dari pengembalian hotel, ya saya rasa kalau itu cukup fair lah ya, tapi Badan Usaha Milik Negara kan mekasnisme kerja korporasi biasa lah, Cuma milik publik daerah, pemerintah daerah, gitu aja.