Ya sekarang coba, mas pernah lihat gak gambar arsitektur TIM kayak apa jadinya? Udah pernah lihat belum? Nah kan belum kan, kan maksudnya enak kan ada keterangan-keterangan TIM kedepan kayak apa gituloh. Itu saran saya waktu itu, tapi sampai sekarang belum dipasangkan.
*Dari kapan ngasih saran itu?*
Udah lama, tiga bulan lalu kalo gak salah
*Itu juga yang akhirnya memunculkan pertentangan dari seniman gitu?*
Baca Juga: Hotel Ditolak dan Anggaran Dipangkas, Jakpro Ingin Lepas Revitalisasi TIM
Mungkin iya, salah satunya, kan sederhana sajalah, kalau ada gambar itu orang kebayang ini untuk apa, benarkah ada hotel atau tidak, benar gak bintang lima. Konfirmasi itu bisa selesai sebenernya di urusan sesimpel itu kan solusinya.
*Sampai saat ini masih ada pertentangan dari seniman? Dan gimana DKJ menanganinya?*
Sebenarnya itu kan gini loh, itu boleh dikata pertentangan, pertentangan mungkin sebagian tidak bisa mewakili seluruh seniman, apalagi seluruh seniman Jakarta, ini juga harus kita lihat tidak sepenuhnya mewakili, tapi konsep mereka adalah hak demokratis mereka untuk menyampaikan aspirasi-aspirasinya. Intinya diperkuat sajalah kehumasannya yang jelas, tanpa harus emosi, nampaknya kan sekarang jadi tegang nih hubungannya, ya enggak perlu lah, orang ini niatan revitalisasi itu sangat baik sekali kok, cuma kan kurang informasi aja, jadi wajarlah kaget tiba-tiba ruang seni mendadak jadi ruang konstruksi seperti itu kan, kalau saya kan hampir setiap hari ke TIM, jadi udah ngerti. Tapi orang yang sudah lama gak TIM tiba-tiba meilhat itu ya kaget lah, tanya macem-macem, udah gitu gak ada gambar, lah ini lagi ngapain di TIM. Nah ada yang jail bikin cerita macem-macem bisa aja kan dikembangkan.
*Kan awalnya enggak ada hotel di desain awalnya, terus tiba-tiba ada hotel, itu gimana?*
Itu kan prosesnya sayembara, hasil sayembara tahun 2007 kalau tidak salah, itu Andra Matin, itu memang tidak ada hotel, nah terus belakang-belakangan ini, hotel ya mungkin, bisa jadi ya, ini saya pikir kalau jadi kan keharian mereka di BUMD di TIM itu, mereka menginvestasikan uang sebesar sekitar Rp1.8 triliun lah ya, ada pembangunan TIM, tentunya kan dia BUMD, ya namanya Badan Usaha tentu ada rumusan pengembalian modal, jadi kalau gak salah secara hukumnya mereka akan 30 tahuh lah ya untuk pengelolaan sarana dan prasarana itu ya nantinya, nah yang sudah kami pesan-pesan juga, jangan sampai ruang-ruang ini dikomersialisasi yang gak karuan.
Baca Juga: DKJ Duga Pemicu Seniman Protes karena Sosialisasi Revitalisasi TIM Minim
Misal harga tiket jadi tinggi segala macam. Cuma kan logikanya juga harus kita lihat, bagaimana mengembalikan uang itu, sebesar Rp1.8 triliun dari mana? Ya mungkin akhirnya dimunculkan hotel salah satunya untuk mendapatkan pendapatan tanpa harus mengorbankan ruang seni gituloh.