Reuni 212 Serukan Tangkap Sukmawati, Ini Kata Fadli Zon

Senin, 02 Desember 2019 | 12:17 WIB
Reuni 212 Serukan Tangkap Sukmawati, Ini Kata Fadli Zon
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon. (Suara.com/Rambiga)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon menilai adanya seruan untuk menangkap Sukamawati Soekarnoputri dalam acara Reuni 212 merupakan hal yang wajar. Ia mengatakan hal itu sebagai bentuk aspirasi masyarakat yang timbul lantaran adanya ketidakadilan hukum.

Menurut dia, aspirasi itu bisa timbul lantaran masyarakat menilai adanya hukum yang tidak berlaku adil bagi mereka yang dekat dengan penguasa. Sedangkan, seakan begitu tegas bagi mereka yang tidak memiliki relasi dengan penguasa.

"Jadi perasaan ketidakadilan hukum itu saya kira nyata dan memang itu bukan pendapat lagi, tapi fakta adanya ketidakadilan hukum. Hukum menjadi subordinasi politik," kata Fadli usai menghadiri acara Reuni 212, di Monas, Jakarta Pusat, Senin (2/12/2019).

Fadli pun menilai pernyataan Sukmawati yang membandingkan Nabi Muhammad SAW dengan Soekarno merupakan hal yang berlebihan. Sehingga, wajar saja jika banyak masyarakat khususnya umat muslim yang tersinggung.

Baca Juga: Ketua GNPF Ulama Singgung Kasus Sukmawati di Reuni 212

"Saya melihat memang itu pernyataan itu sangat berlebihan, sudah offside ya, karena membanding-bandingkan seperti itu yang tidak pada atempatnya. Buktinya, banyak masyarakat yang tersinggung itu kan artinya jadi masalah," ujarnya.

Sebelumnya, Ketua GNPF Ulama, Yusuf Muhammad Martak menyinggung putri Presiden Soekarno, Sukmawati Soekarnoputri yang menyamakan ayahnya dengan Nabi Muhammad SAW dalam Reuni Akbar 212 di Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Senin (2/12/2019). Menurut Yusuf Martak, salah satu agenda Reuni Akbar 212 tahun ini adalah mengusut tuntas kasus Sukmawati yang dianggap sebagai bentuk penodaan agama.

"Di dalam reuni 212 tahun 2019 ini kita akan mengumandangkan membela Nabi Muhammad SAW dari penista-penista agama yang tidak tahu diri, mengaku putri proklamator, tapi tidak berbuat apa-apa buat negara dan proklamator, bapaknya sendiri," kata Yusuf Martak di Monas, Jakarta Pusat, Senin (2/12/2019).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI