Suara.com - Acara reuni 212 akan digelar di Monumen Nasional (Monas) pada Senin (2/11/2019), pekan depan. Selain untuk memupuk persatuan dan kesatuan, nyatanya masih ada desakan-desakan lain yang akan disampaikan dalam acara tersebut.
Ketua Panitia Maulid Akbar dan Reuni Mujahid 212, Awiet Masyhuri menerangkan bahwa tujuan digelarnya acara tersebut ialah sekaligus untuk merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Dalam acara tersebut, para peserta Reuni 212 juga akan menyoal pernyataan Sukmawati Soekarnoputri yang dianggap telah menistakan agama.
"Kami menyayangkan belum adanya progres atas laporan saudara-saudara kami atas penghinaan yang dilakukan Ibu Sukmawati yang sudah berkali-kali menghina, menista agama Islam," kata Awiet lewat konferensi pers yang digelar si Gedung DDII, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Jumat (29/11/2019).
Baca Juga: Serukan Bunuh Sukmawati di Twitter, Abu Janda Polisikan Ustaz Maher
Kasus yang dimaksud itu ialah ketika Sukmawati diketahui membandingkan sosok Nabi Muhammad SAW dengan sang Ayah, Presiden ke-1 RI Soekarno. Tindakan itu dianggap sebagai penistaan agama.
"Untuk itu, kami meminta kepada pihak kepolisian, untuk segera memproses secara hukum, Ibu Sukmawati Soekarnoputri, sebagaimana hukum yang berlaku di negeri ini. Jangan sampai negara bertindak tidak adil dalam penegakan hukum," tuturnya.
Bukan hanya Sukmawati yang akan dibahas dalam acara tersebut, akan tetapi juga soal pentolan Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab yang dianggap dicekal oleh pemerintah untuk kembali ke Indonesia.
"Melalui acara reuni yang ketiga ini kita mendesak kepada semua pihak agar menghentikan pengasingan politik HRS (Habib Rizieq Shihab)," ujarnya.
Acara Reuni 212 sendiri akan dimulai dengan agenda tahajud bersama yang digelar pada pukul 02.30 WIB. Kemudian dilanjutkan dengan salat subuh berjamaah lalu acara akan selesai pada pukul 08.30 WIB.
Baca Juga: Rampung Diperiksa, Pelapor Sukmawati Dicecar 19 Pertanyaan