Anton pun terus berusaha dan tetap melakukan penelitian. Dirinya pun membuat alat yang terinspirasi dari tumbuhan Putri Malu.
Menurut Anton, alat itu diciptakannya untuk mendeteksi awal bila adanya peristiwa bencana alam Tornado. Di mana alat yang dibuatnya tersebut adalah Tornado Detector System.
Anton meengatakan doanya terjawab setelah di SMA kelas tiga. Dirinya berpartisipasi mewakili Indonesia pada tahun 2018 ke Korea Selatan dalam kejuaraan Expo Science Asia.
"Di tahun ketiga di SMA baru di jawab oleh Allah. Dan akhirnya lolos ke Korea selatan mewakili Indonesia di bidang art science," ungkap Anton
Baca Juga: Tukang Becak Tanpa Identitas Ditemukan Tewas Bersimbah Darah
"Di Korea Selatan mendapatkan penghargaan special Award," tambah Anton.
Anton, setelah mendapat oenghargaan di Korea Selatan, prestasinya pun terus berlanjut pada Tahun 2019 Antin pun berangkat ke Abu Dhabi untuk pula mengenalkan alat pendeteksi bencana yang dibuatnya tersebut.
Menurut Anton, dalam acara penelitian Science di Abu Dhabi tersebut diikuti sekitar 2.150 peserta dari 68 Negara. Dimana, akan dipilih dari 100 peserta untuk dijadikan duta negara.
"Itu saya terpilih dari 100 peserta menjadi duta negara. Itu untuk mengikuti Konfrensi pemuda yang suka akan riset. Untuk bisa mengembangkan potensi riset atau memasarkan riset di negaranya masing-masing," ucap Anton
Selain itu, Anton juga menyebut mendapat materi pula dari NASA. Ketika maauk menjadi 100 peserta Scince di Abu Dhabi.
Baca Juga: Tiga Bocah Hilang di Kasur, Ternyata Diperkosa dan Dibunuh Tukang Becak
Anton mengaku mulai mendapat bantuan PKH itu sejak tahun 2018.