“Ada beberapa tempat yang terjadi deforestasi, pembukaan lahan perkebunan sehingga beberapa orangutan terdesak harus keluar dari habitat alaminya, sehingga tersesat di dalam kebun,” katanya.
Selanjutnya, terjadilah banyak interaksi dengan manusia. Menurutnya, istilah konflik sedikit radikal karena sebenarnya orangutan kehilangan habitatnya mendapatkan interaksi yang sangat frontal.
“Sehingga ada beberapa masyarakat yang melihatnya sebagai hama dan satwa menakutkan, tidak ada toleransi,” katanya.
Ia menjelaskan, setelah dievakuasi dan diperiksa, orangutan tersebut dibawa ke Pusat Karantina Orangutan Batu Mbelin untuk melakukan proses penyembuhan.
Baca Juga: Orangutan dengan Status Hukum Manusia Kini Pindah ke Amerika
Menurutnya, kondisinya tidak memungkinkan untuk dilepasliarkan atau dikembalikan ke habitat aslinya di SM Rawa Singkil.
“Tapi saya tidak yakin matanya sudah buta dan bisa pulih kembali,” katanya.